Menyiasati makin tingginya biaya produksi yang ditanggung, para pengusaha mulai menyusun berbagai strategi pemasaran untuk tahun 2013. Upaya mempertahankan pendapatan itu ditempuh mulai dari menaikkan harga jual hingga membuat produk dengan volume lebih kecil.
"Pelaku usaha harus pintar mencari jalan keluar," kata Ketua Komite Tetap Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kadin Indonesia, Thomas Darmawan kepada Liputan6.com, Minggu, (9/12/2012).
Menurut Thomas, harga sejumlah produk makanan dan minuman bakal naik sekitar 15% pada 2013 mendatang. Kenaikan tersebut disebabkan berbagai faktor, terutama dari dalam negeri.
Faktor yang berpengaruh itu diantaranya kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang memicu lonjakan biaya produksi. Pemicu lainnya adalah harga bahan baku yang mulai meningkat serta berbagai kebijakan baru dari pemerintah.
Kondisi ini semakin diperberat dengan rencana pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Otomatis harga produk makanan dan minuman bakal naik sekitar 15%," kata Thomas.
Disamping menaikan harga, para pengusaha berusaha mencari strategi lain mempertahankan tingkat penjualan. Salah satunya adalah dengan mengurangi volume atau berat dari produk makanan atau minuman yang dibuatnya.
"Produsen mie misalnya mengurangi volume produknya namun dengan harga yang sama. Biasanya para konsumen tak menyadari hal ini," ujar Thomas.
Namun diakui, strategi perusahaan tersebut berimbas pada berkurangnya gizi dan konsumsi pangan konsumen, khususnya anak sekolah.(SHD/IGW)
"Pelaku usaha harus pintar mencari jalan keluar," kata Ketua Komite Tetap Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kadin Indonesia, Thomas Darmawan kepada Liputan6.com, Minggu, (9/12/2012).
Menurut Thomas, harga sejumlah produk makanan dan minuman bakal naik sekitar 15% pada 2013 mendatang. Kenaikan tersebut disebabkan berbagai faktor, terutama dari dalam negeri.
Faktor yang berpengaruh itu diantaranya kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang memicu lonjakan biaya produksi. Pemicu lainnya adalah harga bahan baku yang mulai meningkat serta berbagai kebijakan baru dari pemerintah.
Kondisi ini semakin diperberat dengan rencana pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Otomatis harga produk makanan dan minuman bakal naik sekitar 15%," kata Thomas.
Disamping menaikan harga, para pengusaha berusaha mencari strategi lain mempertahankan tingkat penjualan. Salah satunya adalah dengan mengurangi volume atau berat dari produk makanan atau minuman yang dibuatnya.
"Produsen mie misalnya mengurangi volume produknya namun dengan harga yang sama. Biasanya para konsumen tak menyadari hal ini," ujar Thomas.
Namun diakui, strategi perusahaan tersebut berimbas pada berkurangnya gizi dan konsumsi pangan konsumen, khususnya anak sekolah.(SHD/IGW)