Sukses

Karyawan Penuh Energi di Tempat Kerja Punya Peluang Lebih Besar Dapat Promosi

Pemberi energi memiliki potensi tiga hingga empat kali lebih besar untuk dipromosikan dan menerima ulasan kerja yang baik.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah energi semangat dari rekan kerja membangkitkan antusiasme Anda saat menjalankan pekerjaan? Jika berhasil membuat Anda antusias, mereka adalah pemberi energi yang andal.

Karakter dari pemberi energi bisa menarik perhatian orang-orang hebat, memunculkan kreativitas dari lingkungan sekitar, dan mendapatkan dukungan untuk setiap ide dan proyek yang dikerjakan. Lalu, orang lain juga akan tertarik berkolaborasi dengannya.

Faktanya, pemberi energi memiliki potensi tiga hingga empat kali lebih besar untuk dipromosikan dan menerima ulasan kerja yang baik. Selain itu, mereka juga mungkin berhasil untuk mengelola perpindahan karier yang ingin dilakukan.

Melansir dari CNBC, Selasa (27/9/2021), umumnya seseorang berpikir bahwa pemberi energi harus bersikap ramah dan karismatik. Namun, pikiran tersebut keliru karena kedua sikap tersebut tidak menciptakan pemberi energi.

Ahli yang menjadi pemberi energi kebanyakan datang dari orang yang rendah hati, sederhana, atau introvert. Mereka bukanlah individu yang menonjol, tetapi memiliki kemampuan menjadi penghubung.

2 dari 2 halaman

9 Hal yang Dilakukan Pemberi Energi

Bagi Anda yang penasaran apakah sudah berperan sebagai si pemberi energi atau belum, pikirkan jawaban untuk beberapa pertanyaan berikut. Pasalnya, pemberi energi selalu melakukan 9 hal sistematis ini.

1. Memiliki keseimbangan yang efektif. Saya bisa bersikap profesional dengan seseorang saat bekerja sekaligus terhubung dengan mereka secara personal (tidak memiliki keterkaitan dengan pekerjaan).

2. Saya menjaga keseimbangan antara apa yang saya minta dan apa yang saya berikan kepada rekan kerja.

3. Secara konsisten saya melakukan apa yang dikatakan dan menindaklanjuti komitmen yang sudah dibuat.

4. Saya berkomitmen (dan menunjukkan komitmen ini) pada prinsip dan tujuan yang lebih besar dibandingkan kepentingan diri sendiri.

5. Saya melibatkan ide dan perasaan orang lain dalam pertemuan atau percakapan.

6. Saya memberikan perhatian penuh dalam interaksi dan menunjukkan minat terhadap ide-ide mereka.

7. Saya menciptakan ruang bagi orang lain agar merasa dihargai dalam percakapan. Selanjutnya, saya juga memastikan mereka bisa melihat apa upaya yang akan dikontribusikan dalam sebuah perencanaan.

8. Ketika tidak setuju dengan rencana atau tindakan seseorang, saya akan memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi, bukan kepada individu yang bersangkutan.   

9. Saya menjaga keseimbangan antara meraih tujuan dan menyambut ide-ide baru yang bisa mempercepat proses pencapaian tujuan tersebut.

Reporter: Shania