Liputan6.com, Jakarta - Pendaftaran program Kartu Prakerja Gelombang 21 telah dibuka pada Kamis, 16 September 2021 pukul 12.00 WIB. Sesi pendaftaran kali ini dibuka untuk 754.929 kuota.
Bagi yang belum memiliki akun Prakerja bisa langsung mendaftarkan diri melalui link www.prakerja.go.id.
Baca Juga
Pendaftar nantinya akan diminta verifikasi KTP dengan memasukkan nomor KTP dan NIK. Selanjutnya, pendaftar perlu ngisi data diri sebelum akhirnya mengunggah foto e-KTP.
Advertisement
Artikel mengenai Verifikasi e-KTP Kartu Prakerja ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu 18 September 2021:
1. Verifikasi e-KTP Kartu Prakerja di Prakerja.go.id Gagal Terus? Perhatikan Lagi Aturan Ini
Kartu Prakerja gelombang 21 sudah dibuka mulai hari ini Kamis, 16 September 2021. Segera daftarkan diri jika belum memiliki akun Prakerja.
Bagi yang belum memiliki akun Prakerja bisa langsung mendaftarkan diri melalui link www.prakerja.go.id.
Pendaftar nantinya akan diminta verifikasi KTP dengan memasukkan nomor KTP dan NIK. Selanjutnya, pendaftar perlu ngisi data diri sebelum akhirnya mengunggah foto e-KTP.
Pada tahap ini, pendaftar perlu memperhatikan ketentuan agar proses verifikasi e-KTP dapat berhasil.
2. Susul Korea, China Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik Senilai Rp 72 T di Indonesia
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyebut, bakal ada satu perusahaan lagi yang melakukan groundbreaking pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Indonesia. Pembangunan rencananya akan dilakukan produsen baterai kendaraan listrik asal Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL).
"CATL kita lagi dalam proses, doakan Insyaallah tahun ini juga sudah bisa kita memulai groundbreaking-nya," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (17/9).
CATL sebelumnya telah menandatangani investasi pengembangan Electric Vehicle (EV) battery dengan pemerintah pada akhir 2020. Rencananya investasi yang sudah mencapai tahap perjanjian bisnis ini akan menghabiskan dana mencapai USD5,1 miliar atau Rp 72,4 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS.
Advertisement
3. Utang Luar Negeri Indonesia Nyaris Rp 6.000 T, Harus Bagaimana?
Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia sampai dengan akhir Juli 2021 sebesar USD 415,7 miliar atau setara Rp 5.994,51 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dollar AS) atau tumbuh 1,7 persen (yoy).
Anggota Komisi XI, DPR RI Anis Byarwati menyebut, ada beberapa strategi yang perlu segera diambil pemerintah dalam menyikapi posisi ULN. Pertama, koordinasi pemerintah dengan Bank Indonesia harus diperkuat untuk memantau perkembangan dan memastikan ULN tetap sehat.
"Kedua, sangat penting untuk memegang komitmen kehati-hatian tingkat tinggi dalam mengelola ULN,” terang Anis di Jakarta, Jumat (17/9).