Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan vaksinasi merupakan syarat utama untuk melakukan proses transisi dari pandemi menjadi endemi.
“Berkaca dari pengalaman negara lainnya, vaksinasi menjadi syarat perlu untuk proses transisi dari pandemi menjadi endemi,” kata Luhut dalam Konferensi Pers PPKM, Senin (20/9/2021).
Baca Juga
Menurutnya, pencapaian target cakupan vaksinasi yang disebutkan diatas sangat penting mengingat vaksin sudah terbukti melindungi kita dari sakit parah yang membutuhkan perawatan Rumah Sakit atau kematian terutama untuk para lansia.
Advertisement
“Namun kinerja beberapa Kabupaten dan Kota masih perlu dikejar untuk mencapai target 70 persen Dosis 1 dan terutama 60 persen dosis 1 Lansia. Kami akan bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menko Luhut menyampaikan berdasarkan salah satu studi di scientific report berjudul “Multiwave Pandemic Dynamics Explained: How to Tame The Next Wave of Infectious Diseases”, kunci menahan gelombang baru adalah mengendalikan jumlah kasus pada masa strolling (ketika kasus sedang rendah).
Dalam studi tersebut, jumlah kasus disarankan ditahan pada tingkat 10 kasus per juta penduduk per hari atau dalam kasus Indonesia di sekitar 2700 atau 3000an kasus.
“Saya yakin kita bisa mengendalikan kasus pada angka tersebut dan kuncinya adalah 3T, 3M, serta Penggunaan Peduli Lindungi,” imbuhnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Positivity Rate Turun
Adapun dalam pelaksanaan PPKM, meski jumlah kasus sudah turun signifikan, tetapi jumlah testing terus mengalami peningkatan sehingga Positivity Rate mampu diturunkan di hingga di Bawah Standar WHO sebesar 5 persen.
“Saat ini angka positivity rate Indonesia berada di bawah 2 persen. Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan Pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan,” katanya.
Selain itu jumlah yang di tracing dari hari ke hari juga terus meningkat. Saat ini proporsi kabupaten kota di Jawa Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya sebesar 36 persen dari total.
“Ke depan, testing, tracing, dikombinasikan dengan isolasi terpusat menjadi bagian penting untuk mengidentifikasi secara dini potensi penyebaran kasus Covid-19,” pungkasnya.
Advertisement