Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) baru akan menaikan suku bunga acuan pada kuartal III 2021.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, dari hasil komunikasi yang disampaikan The Fed, kenaikan suku bunga antarbank atau Federal Funds Rate (FFR) tidak akan dilakukan berbarengan kebijakan pengetatan moneter (tapering off).
Baca Juga
"Kesimpulan yang kami lihat, dengan komunikasi-komunikasi itu, bahwa pengurangan likuditas kemungkinan dimulai pada bulan November, dan tentu saja berlanjut di tahun 2022. Dan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed Fund Rate di triwulan III 2022," terangnya, Selasa (21/9/2021).
Advertisement
Menurut dia, komunikasi The Fed yang baik itu telah diterima dan dipahami oleh pasar. Indikator itu terlihat dari pantauan obligasi atau surat berharga negara (SBN) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
"Dengan pemahanan yang baik tidak terjadi suatu kenaikan yang besar, meskipun dalam jangka panjangnya cenderung ada kenaikan," ujar Perry.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tapering Off
Perry pun menilai, kebijakan tapering off yang bakal dilakukan The Fed nantinya tidak akan separah seperti imbas taper tantrum kepada kurs di negara berkembang pada 2013 lalu.
"Pada waktu itu, dalam tempo 1-2 bulan US treasury yield naik jadi 3,5 persen. Sekarang kenaikan US treasury itu tidak terlihat signifikan, dan juga mengalami lebih secara bertahap," tukas dia.
Â
Advertisement