Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir memberikan semangat dan mengapresiasi kelompok UMKM Lokal di Bali. Karena, di balik sektor pariwisata yang turun, ternyata UMKM Bali mampu bangkit dan bertahan di tengah pandemi.
Diketahui Menteri Erick menyambangi tiga kota, yakni Jembrana, Denpasar, dan Benoa. Disana ia bertemu dengan berbagai pelaku UMKM di sektor inovasi produk, ekonomi kreatif, teknologi digital, dan startup. Termasuk ke STMIK Primakara di Denpasar, yang khusus mendidik para pengelola usaha rintisan yang mendapat dukungan dari Bank Mandiri dan PT Telkom.
Baca Juga
"Satu hal yang saya apresiasi dari temen-teman di Bali ini, bahwa pandemi COVID-19, di satu sisi memang melemahkan pariwisata yang menjadi andalan Bali. Tapi di sisi lain, saya melihat selama pandemi muncul kreatifitas dan inovasi yang menandakan mereka bersiap diri. Ada semangat dan sikap optimisme tinggi yang saya lihat dari wajah teman-teman kreatif di Bali," ujar Menteri Erick Thohir, dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (22/9/2021).
Advertisement
Sesuai dengan tupoksi Kementerian BUMN terhadap para UMKM atau enterprenuer baru, fokus dukungan yang bisa diberikan meliputi pendanaan, akses pasar, dan logistik. Terdapat beberapa BUMN yang bisa mendukung kemajuan industri ekonomi kreatif dan juga UMKM sehingga selain memberi bantuan, juga pendampingan agar bisnis sektor yang menggerakkan ekonomi di tingkat terbawah itu bisa berputar.
"Kita benahi infrastruktur, seperti pembangunan jalon tol karena ongkos logistik di Indonesia mahal. Jika logistik mahal, maka nilai kompetitifnya mahal. Soal pendanaan, BUMN punya holding ultra mikro yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan Penanaman Modal Madani yang bisa memfasilitasi pinjaman Rp 1 hingga 4 juta dengan bunga murah," lanjutnya.
Sementara akses pasar, Kementerian BUMN mempunyai platform PaDi (Pasar Digital) UMKM. Dengan didasari atas prinsip bahwa sebuah usaha tidak bisa berdiri sendiri, PaDi UMKM yang kini menampung hampir 10 ribu UMKM menjadi marketplace yang bisa diakses BUMN untuk memenuhi kebutuhannya melalui UMKM.
Terlebih dalam PaDi, para UMKM itu langsung terintegrasi dengan OSS (One Stop Service) Kementerian Investasi dan kemudahan mendapat sertifikasi dari Kementerian Perindustrian.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bertemu UMKM
Dalam dua hari beruntun, Menteri BUMN bertemu dengan kalangan industri kreatif, seperti Sentra Tenun Sangkaragung milik Mang Ani, Sekar Ngoneng (Ni Made Laba), Kembar Sari (Windi Astari), Caka Kembang (Komang Sutarjana), dan Kembang Sari (Ni Ketut Sulasmi-Batuagung).
Sementara dari kalangan UMKM tercatat, Olahan herbal Wesi (I Made Agus Budiadnya), In sang Epic (KKP pengambengan), Bedetan perancak (Natih Udik), D'Bong Chips, dan Olahan pala (Windya).
Dan di hari terakhir, Erick Thohir menggelar diskusi dengan para penggiat seni dan industri kreatif Bali dalam "Redefining The Future of Bali, "Made in Bali, Enjoyed Globally" yang berlansung di Pelabuhan Benoa, Bali, Senin (20/9).
Diskusi tersebut diikuti Badan Ekonomi Kreatif Denpasar, Komunitas Kreatif Karangasem, Komite Ekonomi Kreatif Klungkung, Komite Inovasi dan Ekonomi Kreatif Jembrana, Badung Economy Art and Creative Hub, Koperasi Pangan Bali Utara Buleleng, Komite Kreatif Gianyar, dan Rumah Sanur Creative Hub.
"Kami senang dan mengapresiasi kedatangan khusus pak Erick Thohir ke Bali, tak hanya untuk melihat kiprah BUMN saja, tapi juga ingin menjembatani keinginan dan mencari solusi para peggiat ekonomi kreatif di sini agar bisa bangkit paska pandemi. Apalagi, tadi pak Erick menjanjikan memberikan semua dukungan maksimal bagi kebangkitan Bali," ujar Robert Dethu, creativepreneur Pulau Dewata.
Menteri Erick menyebut, jika pengembangan pelabuhan Benoa oleh Pelindo III selesai, maka Kementerian BUMN akan mengalokasikan 100 persen arena komersial di pelabuhan Benoa untuk menampung produk dan hasil karya para pengusaha lokal untuk mempromosikan dan menjual produk UMKM serta ekonomi kreatif Bali.
Menteri Erick mengatakan bagi kalangan industri kreatif, masa pandemi COVID-19 harus menjadi momentum untuk bersiap diri dan tetap produktif. Hal itu bertujuan agar pasca pandemi, ketika kehidupan dan denyut perekonomian kembali normal, para UMKM, inovator, enterprenuer, dan start up sudah berada selangkah di depan untuk mengembangkan bisnis.
Advertisement