Liputan6.com, Jakarta - Mantan bos perusahaan besar minuman beralkohol Kweichow Moutai di China, Yuan Renguo, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pemerintah, setelah pengadilan memutuskannya bersalah menerima suap.
Pemberian hukuman seumur hidup bagi pengusaha China ini disebut menjadi contoh tindakan keras pemerintah melawan aksi korupsi.
Seperti dikutip dari laman CNN, Senin (27/9/2021), Pengadilan di Provinsi Guizhou pada 23 September 2021 menjatuhkan hukuman terhadap Yuan Renguo karena bersalah menerima suap, termasuk berbentuk properti, senilai hampir USD 17,5 juta.
Advertisement
Pengadilan mengatakan jika dalam penyelidikan menemukan Yuan Renguo telah menggunakan berbagai posisinya di Kweichow Moutai antara tahun 1994 dan 2018 untuk membantu distributor mengamankan kesepakatan salah satu produk minuman mewah perusahaan tersebut.
Pengadilan juga mengungkapkan bahwa Yuan telah mengakui sebagian besar kesalahannya. Untuk ini, dia mendapatkan "keringanan dalam hukumannya". Tetapi, semua harta pribadi Yuan tetap disita.
Produk minuman beralkohol Kweichow Moutai disebut sebagai "air api", karena kandungan alkoholnya yang mencapai 53 persen.
Botol merah-putih dari produk andalannya, "Feitian," atau "Peri Terbang," juga merupakan minuman yang sering ditemukan di acara-acara jamuan makan dan bisnis kenegaraan China.
Minuman tersebut juga dikenal sebagai minuman favorit Mao Zedong, pendiri Partai Komunis China.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Tindakan Keras yang Pertama
Pada tahun 2013, penjualan Kweichow Moutai merosot dan harga sahamnya anjlok ketika Presiden China Xi Jinping memulai upaya untuk memberantas pengeluaran boros di kalangan pejabat, termasuk untuk minuman keras yang mahal.
Namun, Kweichow Moutai tetap menjadi salah satu perusahaan China yang paling berharga dengan kapitalisasi pasar lebih besar dari nilai gabungan penyuling global ABInBev (BUDFF), Diageo (DEO) dan Heineken (HEINY).
China secara teratur menyelidiki para pimpinan perusahaan dan pejabat korupsi - sambil menggunakan temuan untuk mengirim peringatan kepada orang lain.
Pada bulan Januari, pengadilan China menghukum mati mantan ketua salah satu perusahaan manajemen aset terbesar negara itu, Lai Xiaomin, setelah dinyatakan bersalah atas penyuapan.
Hukuman Yuan dilakukan terhadap tindakan keras yang lebih luas terhadap perusahaan swasta oleh pemerintahan Xi Jinping, yang telah menekan raksasa teknologi China dan memberikan tekanan pada para pemimpin bisnis terkemuka, seperti Jack Ma dari Alibaba.
Advertisement