Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan tapering off yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat Atau The Federal Reserves (The Fed) seharusnya menciptakan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
“Harusnya tapering akan menciptakan dampak positif bagi ekonomi global maupun perekonomian Indonesia. Jadi kalau ekonomi global itu sudah sadar yang di luar maupun di pasar harusnya tapering tidak memberikan dampak negatif pada akhirnya pada perekonomian Indonesia,” kata Purbaya dalam Konferensi Pers Virtual Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan LPS, Rabu (29/9/2021).
Sebagai informasi, Tapering off merupakan pengurangan stimulus moneter yang dikeluarkan bank sentral AS saat perekonomian sudah mulai membaik sehingga tidak perlu suntikan dana likuiditas.
Advertisement
Hal ini dilakukan The Fed dengan mengurangi ukuran program pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE).
Pada umumnya, indikator pengukur kapan tapering off dilaksanakan adalah ketika inflasi mengalami keseimbangan, tingkat pengangguran menuju normal, hingga pemulihan tingkat kredit atau pinjaman yang menandakan ekonomi mulai aktif kembali.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Risiko Volatilitas
Lanjut, Purbaya da menilai dampak dari tapering off yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat itu menciptakan risiko volatilitas terhadap keuangan global termasuk Indonesia. Oleh karena itu, isu tersebut menjadi fokus LPS.
“Resiko volatilitas akibat rencana tapering off di Amerika serikat tetap menjadi fokus perhatian dan kami memantau terus dampaknya. Karena diyakini untuk saat ini dampak tersebut relatif terbatas,” pungkasnya.
Advertisement