Liputan6.com, Jakarta Kiprah holding ultra mikro BUMN dinantikan para investor atau pelaku pasar modal. Keberadaan holding diharapkan dapat memperluas pendanaan bagi UMKM yang lebih cepat dan murah.
Seperti diketahui, bagian dari pembentukan holding ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Baca Juga
Rights issue menjadi bagian dari pembentukan holding yang melibatkan BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Advertisement
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, jika saat ini 91,3 juta orang Indonesia yang sebagian merupakan pengusaha mikro masih unbankable atau tidak mendapat layanan lembaga keuangan formal.
Dari sinilah, pasar pembiayaan segmen mikro masih terbuka lebar. "Jika seluruh hasil rights issue BRI atau holding ultra mikro digunakan untuk memberdayakan usaha ultra mikro, maka efeknya serapan tenaga kerja dan rasio wirausaha akan meningkat," kata dia.
Pandemi dikatakan telah berdampak besar terhadap 19 juta tenaga kerja di Indonesia. Dari mereka sebagian terpaksa menjadi pengusaha mikro untuk bertahan hidup. Saat seperti ini, dukungan pendanaan sangat penting dan diperlukan demi mereka bisa bertahan.
Sementara Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada melihat holding tersebut dapat berpengaruh kepada perkembangan pasar modal dan khususnya dunia keuangan perbankan.
“Pembentukan ultra holding mikro dapat menciptakan ekosistem pembiayaan yang besar dan menjadi pioner pembiayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM di Indonesia,” ujarnya kemarin.
Menurut dia, investor di pasar modal sudah menyambut positif pembentukan holding. Hal ini disebabkan investor menantikan ekspansi bisnis dan kolaborasi tiga perusahaan negara yang selama ini dikenal kuat dalam pembiayaan dan pemberdayaan usaha kecil mikro.
Reza melanjutkan, momentum tersebut menjadi peluang besar bagi bank berkode saham BBRI itu untuk melakukan diversifikasi bisnis. Sekaligus ekspansi pasar yang lebih masif di sektor pembiayaan segmen mikro.
Hal ini akan menciptakan ekosistem penyaluran kredit yang lebih kuat dan berkualitas, sehingga segmen usaha UMi dan UMKM lebih berdaya dan mendorong peningkatan kinerja laba holding ke depan.
“BRI akan memiliki modal lebih kuat, potensi pengembangan bisnis lebih kuat. Tentunya yang akan diperhatikan pelaku pasar ialah akselerasi dari strategi pertumbuhan setelah adanya penggabungan para entitas tersebut,” ujar Reza.
Beri Kemudahan Pembiayaan
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai jika keberadaan holding memiliki potensi yang menjanjikan. Ini karena BRI, Pegadaian, dan PMN bisa berkolaborasi untuk memenuhi pendanaan ultra mikro.
“Tidak ada persaingan karena satu holding bakal menaikkan margin dan membuat pendanaan lebih efektif,” ucapnya.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, holding ultra mikro akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
"Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia Maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultramikro, melalui penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha Ultra Mikro dengan pemberdayaan melalui holding ini," ucap Erick.
Dia menekankan hadirnya holding akan memperkuat model bisnis perseroan masing-masing. BRI, Pegadaian dan PNM akan saling melengkapi memberikan layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro.
Menteri BUMN menilai kehadiran holding ultra mikro akan meningkatkan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah, karena itu salah satu tujuan dari hadirnya Holding UMi melalui sinergi ketiga BUMN.
Advertisement