Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan properti besar di China, Evergrande mengatakan akan menjual sahamnya senilai USD 1,5 miliar atau setara Rp 21,3 triliun (etimasi kurs rupiah 14.299 per dolar AS) di sebuah bank komersial.Â
Langkah tersebut dilakukan karena Evergrande berusaha mengumpulkan uang untuk membayar utangnya dengan para pelanggan, investor, dan pemasok.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Kamis (30/9/2021) hampir 20 persen saham di Bank Shengjing dibeli oleh perusahaan pengelola aset milik negara (China) tersebut.
Advertisement
Langkah itu diputuskan setelah Evergrande melewatkan pembayaran bunga obligasi pekan lalu.
Selain kekurangan uang, Evergrande juga melewati masa tenggat waktu pembayaran bunga obligasi lainnya sebesar USD 47,5 juta.
Berdasarkan perjanjian yang diumumkan ke Bursa Efek Hong Kong, hasil penjualan akan digunakan untuk membayar hutang Evergrande kepada Shengjing Bank, yang merupakan salah satu pemberi pinjaman utama kepada perusahaan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa Evergrande tidak akan dapat menggunakan uang yang diperoleh dari penjualan untuk tujuan lain, termasuk pembayaran bunga untuk obligasi luar negeri yang sudah jatuh tempo.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemantauan Investor
Batas waktu pembayaran terakhir utang Evergrande sedang dipantau ketat oleh investor karena mereka mencari petunjuk tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
Langkah terbaru datang setelah laporan yang menyebutkan bahwa China telah mendorong perusahaan properti yang didukung pemerintah untuk membeli aset dari Evergrande, guna membantu mengumpulkan uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kewajibannya.
Krisis yang melanda pengembang properti paling berutang di dunia itu telah membuat pasar global terpaku dalam beberapa pekan terakhir, ketika Evergrande berjuang mendapatkan dana untuk membayar utang lebih dari USD 300 miliar.
Evergrande, telah kehilangan sekitar 80% dari nilai pasar sahamnya selama setahun terakhir.
Pekan lalu, perusahaan itu melewatkan pembayaran bunga USD 83,5 juta pada obligasi luar negeri, meskipun sudah mencapai kesepakatan dengan investor domestik atas pembayaran USD 35,9 juta yang juga sudah jatuh tempo.
Saham Evergrande juga ditutup 15 persen lebih tinggi di pasar Hong Kong. Sementara saham Shengjing Bank, tidak diperdagangkan secara publik.
Advertisement