Sukses

Evergrande Kembali Lewatkan Batas Waktu Pembayaran Bunga Obligasi

Evergrande melewatkan tenggat waktu pembayaran bunga kepada investor luar negeri untuk kedua kalinya.

Liputan6.com, Jakarta - Raksasa properti China, Evergrande melewatkan tenggat waktu pembayaran bunga kepada investor luar negeri untuk kedua kalinya dalam sepekan.

Evergrande seharusnya membayar bunga kepada pemegang obligasi asing sebesar USD 47,5 juta atau sekitar lebih dari Rp 600 tiriliun pada Rabu 29 September 2021.

Tetapi pemegang obligasi mengatakan kepada kantor berita Bloomberg bahwa mereka belum menerima pembayaran apa pun, seperti dikutip dari BBC, Jumat (1/10/2021).

Berdasarkan perjanjian dengan investor, perusahaan tersebut memiliki masa tenggang 30 hari sebelum pembayaran yang terlewat secara resmi menjadi utang.

Evergrande belum berkomentar secara terbuka tentang masalah ini. Perusahaan itu sekarang menghadapi utang lebih dari USD 300 miliar (Rp 4,2 kuadriliun).

Pekan lalu, Evergrande melewatkan pembayaran bunga sebesar USD 83,5 juta pada obligasi luar negeri, tetapi mencapai kesepakatan dengan investor domestik atas pembayaran USD 35,9 juta yang juga jatuh tempo.

Ketika batas waktu pembayaran bunga yang sama berlalu pada Rabu (29/9) sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa beberapa pemegang obligasi Evergrande di luar negeri belum menerima uang atau komunikasi tentang masalah tersebut.

Dua pemegang obligasi lainnya juga mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka belum menerima pembayaran pada Kamis pagi (30/9).

Namun Evergrande, telah melakukan pembayaran 10 persen dari produk manajemen kekayaan - sebagian besar dimiliki oleh investor ritel darat - yang jatuh tempo pada Kamis (30/9).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Evergande Jual Saham Rp 21 Triliun di Bank Komersil China

Krisis yang melanda pengembang properti paling berutang di dunia itu telah membuat pasar global terpaku dalam beberapa pekan terakhir.

Evergrande berkembang secara agresif menjadi salah satu perusahaan terbesar di China dengan pinjaman lebih dari USD 300 miliar.

Tetapi setelah China menerapkan aturan baru untuk mengontrol jumlah utang pengembang real estat besar, Evergrande mulai menawarkan propertinya dengan diskon besar untuk memastikan uang masuk agar bisnis tetap bertahan.

Sekarang, perusahaan itu berjuang untuk memenuhi pembayaran bunga atas utangnya.

Evergrande mengumumkan pekan ini bahwa mereka menjual sahamnya senilai USD 1,5 miliar atau setara Rp 21,3 triliun di sebuah bank komersial, karena berjuang untuk mengumpulkan uang yang menjadi utangnya.