Sukses

Cukai Rokok Naik 11 Persen di 2022, Apa Keuntungannya?

Kenaikan tarif cukai rokok ini harus diikuti dengan kenaikan harga rokok dan pengurangan konsumsi rokok di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah mengesahkan kenaikan cukai rokok sebesar 11 persen pada tahun depan. Ini tertuang dalam pengesahan Undang-Undang APBN 2022 oleh DPR-RI sebagai acuan penggunaan keuangan negara tahun depan. 

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Abdillah Ahsan menilai kenaikan tarif cukai rokok ini harus diikuti dengan kenaikan harga rokok dan pengurangan konsumsi rokok di masyarakat.

"Dalam UU APBN 2022 ini sudah ada kenaikan tarif cukai rokok yang sekitar 11 persen. Kami harap agar peningkatan cukai ini diikuti dengan tarif cukai dan harga rokok. Dan penjualan rokok bisa turun," tutur Abdillah dalam konferensi pers Dukungan Kenaikan Cukai Rokok untuk Indonesia Pulih Kembali, Jakarta, Jumat (1/10/2021).

Idealnya kata dia, kenaikan cukai rokok yang telah ditetapkan berdampak pada harga rokok yang diperjualbelikan.

Naiknya harga jual rokok ini diharapkan bisa mengurangi tingkat konsumsi rokok bagi remaja, anak dan perokok pemula. Sehingga dari sisi kesehatan, tujuan kenaikan tarif rokok ini bisa terwujud.

"Idealnya itu cukai naik, harga rokok naik, lalu penjualan dan produksi turun," kata Abdillah.

 

2 dari 2 halaman

Keuntungan Cukai Rokok Naik

Di sisi lain, kenaikan cukai rokok ini menguntungkan negara. Sebab penerimaan negara dari cukai rokok bisa meningkat.

Tingginya penerimaan negara dari cukai rokok akan dikembalikan lagi kepada pemerintah dalam bentuk lain, misalnya membantu pihak-pihak yang selama ini terdampak polusi asap rokok.

"Ini bisa digunakan untuk bantu pihak-pihak yang terdampak dari polusi rokok," katanya.

Abdillah menambahkan penurunan konsumsi rokok ini akan berdampak positif kepada kualitas hidup masyarakat. Perubahan perilaku gaya hidup sehat ini harus terus didukung.

Terlebih akibat pandemi Covid-19, masyarakat jadi lebih peduli dan merubah gaya hidup sehat.

"Jadi pemerintah harus dukung perilaku masyarakat untuk lebih baik agar lebih sehat," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com