Liputan6.com, Jakarta - Munculnya ketidakpastian akibat pandemi covid-19 terhadap pendapatan mengharuskan kita semakin bijak dalam mengelola keuangan. Investasi adalah salah satu pilihan yang dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan.
Namun, pada kenyataannya memulai investasi tidaklah mudah. Masih banyak masyarakat yang tidak paham apa tujuan mereka berinvestasi serta apa investasi yang cocok dengan kebutuhan mereka.
Baca Juga
Tanpa pengetahuan yang memadai, maka akan terjebak masuk ke skema investasi bodong. Investasi bodong adalah investasi menawarkan keuntungan menggiurkan dan mereka sangat gencar melalui berbagai media.
Advertisement
Oleh karena itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman berbagi tips dan trik berinvestasi yang sederhana, dan mudah dipahami serta diterapkan.
“Saat ini setiap investasi memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing, ibarat memilih jodoh memilih instrumen untuk investasi yang sesuai dengan bisa menjadi masalah pelik. Saya akan memberikan tips and trik dalam berinvestasi, makanya cukup simple dan mudah diingat yaitu 2 r dan 2 L, yaitu Return dan risk, legal and logic,” kata Luky dalam penerbitan ORI020, Senin (4/10/2021).
Aspek 2R yaitu return dan risk atau imbal hasil dan resiko, biasanya produk yang memiliki potensi keuntungan atau return yang tinggi maka resikonya juga tinggi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jangan Tergiur Return Tinggi
Dia mengingatkan, jangan sampai tergiur dengan produk investasi yang menawarkan return yang sangat tinggi, tanpa kita memahami resikonya.
“Sangat penting bagi investor untuk mengerti risiko dari instrumen yang akan dipilih jangan silau dengan janji keuntungan yang ditawarkan yang sifatnya mungkin tidak pasti,” tegasnya.
Aspek 2L yaitu legal dan logic, pastikan legalitas produk yang akan dipilih apakah sudah terdaftar atau belum secara resmi. Sementara, logic adalah bagaimana proses bisnis dan produk tersebut sehingga bisa memberikan keuntungan bagi para investornya.
“Jangan sampai kita serakah maka kita tidak mempedulikan logis tidaknya investasi yang ditawarkan,” pungkasnya.
Advertisement