Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun dari level tertinggi dalam satu pekan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pelemahan harga emas ini karena imbal hasil obligasi AS menguat dan dolar AS juga ikut perkasa.
Namun meskipun mengalami tekanan pada perdagangan Senin, harga emas masih tetap mampu bertahan di atas USD 1.750 per ounce karena didukung oleh kekhawatiran di pasar mengenai angka inflasi.
Mengutip CNBC, Selasa (5/10/2021), harga emas dunia di pasar Spot turun 0,5 persen menjadi USD U1.751,24 per ounce pada pukul 09.43 GMT, membalikkan kenaikan di awal perdagangan yang sempat menembus level tertinggi sejak 23 September di USD 1.765,54 per ounce.
Advertisement
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD 1.751,80 per ounce.
Analis senior ActivTrades Ricardo Evangelista menjelaskan, harga emas tergelincir dari level tertinggi yang dicapai pada hari Jumat karena dolar AS menemukan beberapa dukungan.
Emas batangan dapat diuntungkan karena investor tetap khawatir tentang dampak dari krisis Evergrande China dan kenaikan harga energi mengingat risiko terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Logam mulia dianggap sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi dan ketidakstabilan keuangan tetapi juga bersaing dengan dolar AS yang juga sebagai alat lindung nilai yang aman.
"Emas akan mengikuti pergerakan imbal hasil obligasi AS sementara selera risiko akan terus memberikan arah jangka pendek dalam hal permintaan instrumen investasi safe-haven menjelang laporan pekerjaan AS pada hari Jumat," kata Evangelista.
Baca Juga
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Inflasi
Data pekerjaan AS diperkirakan menunjukkan peningkatan berkelanjutan. Kenaikan ini dapat memengaruhi garis waktu the Federal Reserve AS atau the Fed untuk mengurangi dukungan ekonomi.
Pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga mengangkat imbal hasil obligasi. Hal membuat emas tidak menarik jika dibandingkan obligasi yang juga memberikan keuntungan bunga.
Data terbaru menunjukkan inflasi zona euro mencapai tertinggi 13 tahun bulan lalu. Sementara itu, belanja konsumen AS melonjak pada Agustus, tetapi pengeluaran yang disesuaikan dengan inflasi lebih lemah, memperkuat ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga melambat.
Advertisement