Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Alex Denni, berbicara soal peluang Indonesia jadi negara maju dengan ekonomi terbesar nomor 4 dunia di 2050.
Menurutnya, hal itu mungkin saja terjadi, dan bakal membawa aparatur sipil negara (ASN) atau PNS di Indonesia ikut terangkat kesejahteraannya.
Baca Juga
"Artinya, ada harapan untuk PNS mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, karena negaranya maju dan ekonominya tumbuh. Tentu saja ada harapan untuk ASN kita menjadi sejahtera," ujar Alex Denni dalam sesi webinar, Rabu (6/10/2021).
Advertisement
Problemnya, ia mengatakan, PNS saat ini masih punya banyak PR. Dia lalu menyoroti indikator-indikator pelayanan seperti efektivitas tata kelola (governance effectiveness), layanan kemudahan berusaha (ease of doing business), hingga indeks persepsi korupsi.
"Ini hanyalah sebagian dari indikator yang menunjukan bahwa perlu ada perbaikan kinerja PNS secara signifikan," tegasnya.
Alex melanjutkan, PNS juga harus bisa menyikapi berbagai tantangan guna mendukung visi-misi Indonesia Maju. Pemerintah disebutnya terus mengakselerasi berbagai program guna mendukung tujuan tersebut.
"Tantangan pertama, tentang disrupsi teknologi. Ini tidak mengenal batas/ruang/waktu, dia datang dan kemudian berkembang lebih cepat dari perkiraan," kata dia.
"Sebentar lagi kita akan dihadapi disrupsi oleh milenials, yang notabene adalah digital natives. Artinya ASN kita mungkin juga majority milenials. Diperkirakan ke depan mayoritas ASN kita milenials. Milenials akan melayani milenials," sambungnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Imbas Pandemi Covid-19
Dikatakan Alex, pandemi Covid-19 kemudian membuat kedua disrupsi itu menjadi kombo. Sehingga pemerintah dan para PNS harus mempercepat berbagai program yang sebenarnya direncanakan untuk 10-15 tahun mendatang.
"Artinya kita perlu melakukan akselerasi dalam transformasi digital. Karena bagaimanapun juga, 1,5 tahun ini kita sudah dipaksa bekerja secara remote mobile. Kalau kita tidak memanfaatkan perkembangan teknologi digital, tentu kita akan kehilangan momentum transformasi ini," imbuhnya.
Advertisement