Sukses

Hadapi Krisis BBM, PM Inggris Boris Johnson Janjikan Perubahan Ekonomi

PM Boris Johnson menjanjikan perubahan ekonomi di Inggris. Saat ini negara tersebut tengah menghadapi krisis BBM.

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Boris Johnson menjanjikan perubahan ekonomi Inggris. Saat ini negara tersebut tengah menghadapai krisis BBM dan juga krisis daging.

Dikutip dari laman CNBC, Rabu (6/10/2021) Johnson menguraikan rencana agar negara itu memiliki ekonomi yang baik dengan upah tinggi, keterampilan tenaga kerja tinggi, dan produktivitas tinggi.

Dalam pidato di konferensi tahunan Partai Konservatif, Johnson diperkirakan memberi tahu para delegasi bahwa pemerintah sedang berurusan dengan masalah mendasar terbesar dari ekonomi dan masyarakat. Ia menyatakan siap untuk mengatasi masalah yang tidak ada pemerintah yang berani  mengatasi sebelumnya.

Inggris telah mengalami kekurangan bahan bakar di sejumlah SPBU karena kurangnya pengemudi tanker, sementara para petani memperingatkan bahwa berton-ton produk makanan dapat terbuang sia-sia, dan ribuan hewan mungkin harus dimusnahkan karena tidak ada cukup pekerja pertanian atau rumah potong hewan untuk mengolah daging.

Kekurangan tenaga kerja itu pun menyoroti betapa bergantungnya Inggris pada pekerja musiman di luar negeri.

"Saya tidak senang untuk mengungkapkannya. Tapi saya khawatir industri pengolahan makanan kita memang menghadapi pemusnahan banyak hewan ternak. Saya pikir publik perlu mengetahui," ungkap Johnson, ketika ditanya oleh wartawan BBC, Andrew Marr tentang masalah yang dihadapi peternak babi di Inggris.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Inggris Bakal Lebih Banyak Impor Daging?

Nick Allen, kepala eksekutif Asosiasi Pengolah Daging Inggris, mengatakan kepada Sky News bahwa kalkun kemungkinan besar akan datang dari Eropa selama periode liburan dan beberapa makanan lainnya.

"Saya menduga bahwa makanan dapat diimpor dan mungkin kalkunnya mungkin bukan kalkun Inggris, tetapi mereka mungkin menjadi kalkun Prancis, atau bahkan kalkun dari tempat yang lebih jauh. Kami tidak mengatakan akan ada kekurangan yang mendesak, tetapi tentu saja tidak akan ada pilihan yang tersedia untuk makanan Inggris, itu sudah pasti," sebut Allen.

Â