Sukses

Prospek Industri Sawit Terus Membaik, Pengamat Soroti Peningkatan Kualitas

Harga sawit global sedang dalam posisi yang menguntungkan industri kelapa sawit dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Harga sawit global sedang dalam posisi yang menguntungkan industri kelapa sawit dalam negeri. Dengan begitu, Pengamat Pertanian, Rachmat Pambudy menyoroti soal peningkatan kualitas.

Pasalnya, ia menilai ditengah tingginya harga komoditi kelapa sawit saat ini jangan membuat sektor hulu pengolahan kelapa sawit mengurangi kualitas. Ia memandang, harga tinggi yang terjadi juga sejalan lurus dengan kualitas bagus.

“Jadi prospek amat sangat bagus, tinggal bagaimana kita prospek bagus itu tidak bisa hanya diam-diam saja dapat harga bagus,” katanya dalam diskusi dengan awak media, Jumat (8/10/2021).

Ia turut mengacu pada survei pada petani kelapa sawit yang tertarik ikut dalam RSPO dengan alasan menjamin harga bagus di tingkat petani.

“Kembali kita harus memenuhi (kualitas) untuk dapat harga bagus, jangan cara produksinya suka-suka kita, harus memenuhi harga bagus. Itu menunjukkan harga bagus ya kualitas bagus,” tegasnya.

Terkait moratorium, Rachmat menilai, jika moratorium lahan sawit diperpanjang, hal itu perlu ada langkah baru yang dilakukan oleh pelaku industri kelapa sawit. Baik di sektor pengelolaan di petani, maupun pada tingkat produksi di pabrik.

Intinya, ia menitik beratkan pada kualitas bibit yang pantas atau tidak terlalu tua. Selain itu, juga terkait kemampuan pabrik untuk memproduksi lebih banyak ekstraksi kelapa sawit.

“Kalau perluasan gak bisa dilakukan gimana luasnya tetap tapi yield-nya meningkat, bagaimana caranya ya introduksi teknologi, pembibitan, yield ini bisa dimulai dari bibit bagus, cara bertani bagus,” tuturnya.

Ia menyoroti bahwa introduksi teknologi ini perlu dilakukan di berbagai sektor. Bukan hanya pada bagian pembibitan, tapi juga pada daya angkut, proses penyiangan, efisiensi penggunaan lahan.

“Jumlah batang per hektar ditingkatkan, sampai pada akhirnya apalagi yang bisa ditingkatkan, kapasitas pabrik, karena sama juga pabrik tua dan baru memiliki kemampuan yang berbeda,” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Penggunaan Lahan Efisien

Pada kesempatan yang sama, Ekonom Senior Indef, Bustanul Arifin menampilkan data yang menyebutkan bahwa penggunaan lahan sawit masih efisien dengan produktivitasnya.

Ia juga turut membandingkan antara penggunaan lahan oleh kelapa sawit dengan sektor penghasil minyak lainnya.

Dari data yang ditampilkan, terlihat dari 6,6 persen penggunaan lahan dari total lahan yang digunakan untuk perolehan minyak nabati. Kelapa sawit mampu memproduksi sebanyak 38,7 persen minyak nabati dari total produksi minyak nabati dunia.

“ini berarti penggunaan lahan kelapa sawit sebagai yang paling efisien kalau boleh dibandingkan dengan soybean misalnya ia menggunakan lahan sekitar 40-an persen sementara hasilnya lebih sedikit dari Sawit,” katanya.