Sukses

Indonesia Punya 2.100 Startup, 7 Unicorn dan 2 Decacorn

Industri teknologi digital di Indonesia punya masa depan yang cerah.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menilai, industri teknologi digital di Indonesia punya masa depan yang cerah.

Dia menyebutkan, saat ini Indonesia sudah memiliki sekitar 2.100 perusahaan startup, yang beberapa diantaranya bahkan sudah merambah pasar Asia Tenggara.

"Hingga saat ini telah terdapat 2.100 startup di Indonesia, dimana sampai September 2021 terdapat 7 unicorn dan 2 decacorn yang telah merambah ke pasar Asean," kata Wimboh dalam pembukaan OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10/2021).

Menurut dia, kehadiran teknologi di seluruh aspek tidak mempunyai batasan ruang dan waktu dalam memunculkan berbagai produk digital baru. Selain fintech, masyarakat kini disebutnya sudah bisa menikmati layanan agritech, edutech, sampai healthtech.

Dengan kondisi ini, Wimboh menilai, Indonesia akan terus melahirkan perusahaan startup baru dari berbagai bidang. Kemunculannya akan menjawab permintaan dari masyarakat yang kian tinggi.

"Dan akan muncul berbagai tech-tech lain dan angkanya luar biasa, perkembangannya luar biasa. Dan ini semua mempermudah kehidupan kita, mempermudah masyarakat untuk akses dengan cepat dan murah," imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Peran Strategis

Menjawab situasi ini, dia mengatakan, OJK akan terus memainkan peran strategis untuk mendukung perkembangan digital di Tanah Air. Terutama di sektor jasa keuangan, dimana pihak otoritas akan mengembangkan ekosistem keuangan digital terintegrasi.

Lembaga jasa keuangan di Indonesia pun didorongnya untuk selalu terus relevan dari masa ke masa, dan responsif dengan perkembangan teknologi,

"Sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk ciptakan tenaga kerja, untuk pertumbuhan ekonomi, dan bawa seluruh lapisan masyarakat ke dalam jasa keuangan yang sering kita sebut financial inclution," ujar Wimboh.

Â