Sukses

Indonesia Disebut Sudah Punya Modal Kuat Bangun Ekonomi Digital Sejak 1928

Jumlah populasi super besar memang turut menjadikan Indonesia sebagai pasar ekonomi digital nomor wahid di Asia Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, menyoroti perkembangan ekonomi digital Indonesia yang semakin kuat di masa pandemi Covid-19 ini.

Investor modal ventura ini berpendapat, jumlah populasi super besar memang turut menjadikan Indonesia sebagai pasar ekonomi digital nomor wahid di Asia Tenggara.

Willson menilai, pencapaian itu merupakan buah kerja dari para pendiri bangsa yang melahirkan Sumpah Pemuda pada 1928 silam.

"Tapi ada satu hal yang membuat kita itu sangat unik adalah, we are the single largest homogeneous di South East Asia. Artinya apa, ternyata jasa-jasa pendahulu kita di tahun 1928 untuk menyatukan bahasa, satu Bahasa Indonesia," ujarnya dalam sesi webinar, Selasa (12/10/2021).

Menurut dia, Bahasa Indonesia jadi modal dasar yang menciptakan homogenitas untuk menyatukan perbedaan dari berbagai suku yang ada. Itu turut mempermudah perkembangan pasar digital di Indonesia.

"Dalam membuat produk digital, itu sangat gampang membuat produk yang ada di market yang homogeneous. Karena pembuatan produk digital itu sangat susah sekali," ungkapnya.

"Jadi karena itu Indonesia berada di posisi yang sangat unik. nomor 4 di dunia secara jumlah penduduk, nomor 1 di South East Asia secara ekonomi, dan yang paling penting itu kita homogen bahasanya," dia menambahkan.

 

2 dari 2 halaman

Pengalaman

Willson menceritakan pengalamannya selama 12 tahun bergelut sebagai pemberi modal ventura, bahwa infrastruktur digital di Indonesia kian hari semakin kukuh.

Sehingga itu ikut mendongkrak angka transaksi digital yang semakin menyebar hingga ke pelosok Nusantara.

"Ibaratnya kalau jalan tol, jalan-jalan itu sudah terhubung antar kota antar provinsi, tentunya banyak sekali aktivitas ekonomi yang bisa dilakukan. Sama persis, digital ekonomi juga seperti itu," pungkasnya.