Liputan6.com, Jakarta - Kepala Grup Bisnis Mikro, Bank Syariah Indonesia, Muhammad Isnaeni mengatakan keberhasilan pelaku UMKM sangat bergantung pada pengelolaan keuangan. Ada banyak permasalahan pengelolaan keuangan yang kerap terjadi di sektor usaha ini.
Salah satunya dana yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Ketika hendak memulai usaha, mereka kerap dihadapkan pada masalah permodalan dan cara menyusun strategi berusaha.
Baca Juga
"Berapa dana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha? Dananya ini bisa mulai dulu usahanya dulu atau gimana," kata Isnaeni dalam Webinar Dapatkan Pendanaan Usaha Bersama Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Jumat (15/10).
Advertisement
Pelaku usaha juga dihadapkan masalah cara mengalokasikan dana yang terbatas. Namun mereka menginginkan agar dana yang ada ini bisa menghasilkan manfaat maksimal.
Selain itu mereka juga tidak mengetahui cara mengatur aktiva (kekayaan) tetap dan aktiva lancar. Termasuk juga cara menggunakan alat untuk mengukur kinerja.
Berbagai permasalahan tersebut tidak jarang membuat mereka terjebak dalam kesalahan pengelolaan keuangan. Isnaeni mengatakan bisnis UMKM mereka tidak diawali dengan studi kelayakan yang memadai. Meski terlihat rumit, studi ini bisa dilakukan secara sederhana.
"Studi kelayakan tidak perlu rumit, dapat juga dibuat sederhana," kata dia.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pisahkan Harga Usaha dan Pribadi
Selain itu, pelaku usaha tidak memisahkan harta usaha dengan harta pribadi. Sehingga kerap kebingungan dalam menentukan atau menggambarkan keuntungan yang didapat.
"Banyak pengusaha yang mencampur jadi satu antara uang pribadi dengan hasil usaha. Mereka sulit menentukan keuntungan dan tidak jarang modal habis terpakai atau sebaliknya," kata dia.
Kesalahan lainnya, pencatatan transaksi tidak dilakukan dengan teratur dan teratur. Sebab tidak memiliki sumber daya berupa tenaga, waktu atau aplikasi pencatatan. Biasanya hal ini terjadi karena semua dilakukan sendiri.
"Karena kecapean mungkin jadi tidak dicatat, pulang dagang capek jadi lupa. Jadi ini administrasinya tidak tertib," kata dia.
Terakhir, kesalahan yang dilakukan pelaku UMKM tidak memiliki laporang keuangan. Meskipun sederhana seperti pemasukan dan pengeluaran harian. Padahal ini sangat penting untuk calon investor atau untuk memprediksi potensi bisnis ke depan.
"Laporan keuangan sederhana tidak tersedia, padahal ini buat bikin proyeksi bisnis kedepan," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement