Sukses

Berfoto di Depan Monumen Washington, Sri Mulyani Bandingkan dengan Monas

Menteri Keuangan Sri Mulyani bandingkan Monumen Nasional (Monas) dengan Monumen Washington.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melakukan kunjungan kerja ke di Amerika Serikat (AS). Kunjungan kerja ini untuk menghadiri pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) - World Bank Group.

Dalam kunjungan tersebut, Sri Mulyani beserta rombongan menyempatkan foto di depan gedung Kementerian Keuangan Amerika Serikat (US Treasury) dengan latar belakang Monumen Washington. Hal tersebut terlihat dari unggahan instagram @smindrawati.

Dalam unggahan tersebut menyisipkan cerita singkat tentang sejarah Monumen Washington. Menariknya, Sri mulyani membandingkan dengan Monumen Nasional (Monas) karena dari sisi bentuk hampir sama.

Cerita singkat sejarah Monumen Washington dan Monas tersebut dari sisi asal usul didirikannya monumen, hingga tokoh-tokoh penting yang pernah terlibat di dalamnya.

Menurutnya, Monas memiliki kemiripan dengan dengan Monumen Washington. Didirikan setinggi 159 meter untuk memperingati presiden pertama AS Jenderal George Washington. Bahan bangunan terbuat dari batu marble, granite, dan sandstone.

Sementara itu, Monas memiliki tinggi 132 meter dan dibangun untuk tujuan mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan atas penjajahan Belanda. 

“Menarik membandingkan sejarah tiap negara. Melalui sejarah kita belajar nilai-nilai setiap bangsa untuk terus maju menjadi lebih baik ke depan,” tulis Sri Mulyani pada deskripsi unggahannya, seperti dikutip Senin (18/10/2021).

Ternyata, fakta menariknya adalah pembangunan Monas hingga selesai pada 17 Agustus 1961 (resmi dibuka secara umum pada 12 Juli 1975), setelah Monumen Washington telah berusia 113 tahun pada 21 Februari 1885.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Rapat Pemulihan Ekonomi Dunia

Agenda terakhir yang masih harus dilaksanakan Sri Mulyani adalah menghadiri undangan wawancara yang dilakukan oleh Bloomberg TV di Kota Washington DC. Wawancara tersebut diunggah melalui akun resmi Facebook miliknya, Minggu (18/10/2021).

Krisis dan tekanan ekonomi dialami secara global dan merata. Terkait pertemuan yang dilakukan, pertemuan tersebut dinilai dapat memperkuat perekonomian Indonesia untuk bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.

“Langkah ini sangat penting untuk memperkuat dan menyehatkan kembali perekonomian Indonesia, serta menyehatkan kembali APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)”, jelas Sri Mulyani.

Tidak hanya itu, perbaikan dan reformasi yang terus diupayakan memosisikan Indonesia sebagai sedikit dari berbagai negara di belahan dunia untuk memanfaatkan situasi pandemi COVID-19 agar dapat memperkuat fondasi dan visi misi ekonomi negara.

Pertemuan tahunan ini juga memberikan manfaat terhadap perencanaan ekonomi yang tengah disusun pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan. Perubahan iklim yang juga kian menjadi perhatian membutuhkan diskusi lebih lanjut, khususnya negara-negara berkembang.

Agar dapat menghadapi ancaman krisi, kerja sama internasional perlu dilakukan untuk pendanaan dan akses teknologi agar adaptasi dapat segera dilakukan dan meminimalisasikan risiko dari perubahan iklim.

“Dunia harus mampu untuk terus maju dan tumbuh bersama, untuk menciptakan kemakmuran yang berkeadilan dan berkelanjutan,” papar Sri.

 

Reporter: Caroline Saskia

 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati)