Sukses

Erick Thohir ke Direksi BUMN: Saya Tidak Minta Kerja Sempurna, tapi Empatinya Mana

Menteri BUMN Erick Thohir mewanti-wanti jajaran direksi BUMN klaster pangan guna membangun ekosistem industri pangan yang baik

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mewanti-wanti jajaran direksi BUMN klaster pangan guna membangun ekosistem industri pangan yang baik. Ia juga menyebut bahwa sektor pangan ini termasuk yang kompleks.

Menteri Erick mengatakan bahwa sektor pangan akan menjadi fokus utama transformasi untuk akhir tahun ini hingga tahun depan. Bahwa kompleksnya sektor pangan ini berdasar pada masih adanya impor, padahal Indonesia sebagai negara agraris.

“Pangan ini sangat kompleks kita negara agraris tapi impor terus, ada pangan secara menyeluruh, ini saya tak bicara retailnya ya pangan, itu mungkin 30 persen dari total tenaga kerja di indonesia,” katanya dalam puncak HUT ke 57, RNI, Selasa (19/10/2021).

“Kalau 30 persen ini miskin, kita sebagai yang memegang amanah sangat berdosa,” katanya.

Atas keadaan tersebut, Menteri Erick menyinggung jajaran direksi khususnya di sektor pangan untuk bisa membangun ekosistem pangan yang baik.

“Karena itu saya mengetuk bapak-bapak direksi komisaris yang khususnya yang bergabung di RNI pangan, saya gak minta ibu bapak sempurna, tapi empatinya, empatinya harus terus kita perbaiki sehingga kita jadi ekosistem yang baik, tidak ada lagi raja-raja kecil,” tuturnya.

Dengan begitu, kedepannya, Menteri Erick mengaku akan terus memantau perkembangan di sektor pangan yang dijalankan BUMN klaster pangan.

“Wong (perusahaan) swasta-nya mau kerja sama, masa diantara kitanya sulit. Saya akan sangat memantau pangan,” katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ekosistem

Ia juga menyinggung, bahwa kinerja BUMN Klaster pangan ini belum sepenuhnya jadi ekosistem. Pasalnya, ia melihat bahwa masyarakat seperti petani, perkebunan dan peternak masih harus kehilangan tanah dan akses pendidikan yang minim.

“Kita disini buahnya enak, belum tentu dimakan juga, tapi sebagai supply chainnya, tidak menjadi ekosistem, banyak dari para masyarakat kita, petani, perkebunan peternak dibawah harus kehilangan tanahnya, pendidikan keluarganya tak terjadi, sedangkan kita di kota-kota besar begitu kekurangan ini tinggal beli,” tuturnya.

Lebih lanjut, Menteri Erick meminta untuk RNI menjadi supply chain yang berorientasi pada pasar, dan tidak menjadi stabilisator. Pasalnya, ia mengatakan, yang jadi stabilisator sudah ada Bulog.

“Apalagi ada UU Badan Pangan Nasional, dan kalau kita mau, apakah Berdikari, Garam, RNI, Sanghyang Sri, kalau mau serius bisa kualitas kita luar biasa,” katanya.

“Allah swt sudah berikan sumber daya alam kita yang luar biasa, market yang besar, apalagi kalau sinergi BUMNnya bangun,” tambahnya.