Sukses

Sri Mulyani: Tak Cuma Kebijakan, Atasi Perubahan Iklim Butuh Biaya dan Teknologi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan merancang kebijakan transisi energi menjadi hal yang krusial bagi sebuah negara dalam rangka menekan efek perubahan iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan merancang kebijakan transisi energi menjadi hal yang krusial bagi sebuah negara dalam memenuhi komitmen untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Indonesia pun telah memiliki garis besar kebijakan untuk melakukan transisi energi, namun hal ini perlu dukungan pembiayaan dan akses teknologi.

"Dan itu akan membutuhkan tidak hanya kebijakan tetapi juga pembiayaan dan akses teknologi. Ini akan menjadi salah satu tugas paling kritis bagi kita semua untuk dapat memberikan komitmen yang luar biasa untuk mengurangi CO2," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (19/10).

Untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060, Sri Mulyani menegaskan pemerintah sudah melakukan pengarusutamaan kebijakan perubahan iklim dalam program pembangunan nasional dengan disertai rencana aksinya. Selain itu, pemerintah juga sudah melakukan kalkulasi biaya untuk mengurangi emisi karbon sebagaimana yang tercantum dalam Paris Agreement.

Berdasarkan dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2016, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan kerjasama internasional. Namun untuk mewujudkannya dibutuhkan anggaran yang besar untuk melakukan komitmen itu.

Dalam hal ini, peran sektor swasta sangat besar untuk terlibat dalam dukungan pembiayaan pada usaha tersebut. Untuk itu, pemerintah banyak mengembangkan instrumen yang bisa mendukung tujuan pemerintah. Semisal penerbitan green sukuk baik di dalam maupun luar negeri.

“Itulah sebabnya kami sekarang mengembangkan banyak instrumen. Misalnya seperti pemerintah yang tidak hanya melakukan penerbitan green bond baik di dalam negeri maupun di luar negeri," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bauran Pembiayaan

Selain itu pemerintah juga menciptakan bauran pembiayaan untuk menciptakan platform bagi sektor swatsa, filantropi dan lembaga multilateral. Sehingga mereka bisa berpartisipasi dalam pembiayaan transisi energi.

"Kami juga menciptakan bauran pembiayaan agar kami dapat menciptakan platform bagi sektor swasta, filantropi, dan lembaga multilateral untuk dapat berpartisipasi dalam pembiayaan ini," kata dia.

Dia menambahkan saat ini pemerintah juga bekerja secara erat dalam forum G20 dan Koalisi Menteri Keuangan untuk pendanaan perubahan iklim. Kerja sama ini agar tidak hanya membahas cara membiayai komitmen perubahan iklim saja, tetapi juga untuk mengkatalisasi pembiayaan dari sektor swasta global.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com