Sukses

Kemiskinan dan Pengangguran Berhasil Turun Meski Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung

Indonesia dinilai mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan karena mampu mengendalikan pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pengendalian COVID-19 di Indonesia berjalan dengan baik. Salah satu indikator yang bisa membuktikan adalah pemerintah berhasil menahan kontraksi pada 2020 sebesar -2,07 persen year on year (YoY).

Pencapaian tersebut membuahkan hasil untuk Indonesia karena mampu menduduki peringkat ke-4 di antara seluruh negara G20. Upaya mempertahankan perekonomian negara yang dijalankan ternyata didorong dari program Kabinet Indonesia Maju.

Airlangga Hartarto menjelaskan, program yang ada berfokus pada pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi dan birokrasi, dan transformasi ekonomi. Seluruh program yang ada berada di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Kemudian, capaian lain yang berhasil dicapai pada 2021, pengendalian COVID-19 dengan menahan arus penyebaran virus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen (year on year) pada triwulan II di 2021. 

Upaya peningkatan yang terjadi karena berfokus pada konsumsi rumah tangga dan investasi. Pemulihan yang terjadi terdiri dari berbagai sektor yakni, sektor industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, transportasi, dan pergudangan.

Pemulihan yang kian membaik dinilai pemerintah sebagai sebuah titik terang dan motivasi untuk terus membangkitkan ekonomi nasional. Dengan menjaga daya beli masyarakat, inflasi yang terjadi masih stabil yang berada di level rendah, yaitu 1,68 persen (YoY) pada 2020.

Per September 2021, inflasi yang tercatat pun masih dalam kategori rendah. Nilai tersebut masih jauh lebih rendah dibanding beberapa tahun belakang. Tren yang menunjukkan penurunan dianggap prestasi bagi pemerintah dalam memperbaiki kondisi akibat pandemi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Pemulihan Berbagai Sektor

Kemudian, pengendalian investasi dan penanaman modal mengalami kenaikan. Airlangga menegaskan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk semester 1-2021 baik masing-masing 3,5 persen dan 16,8 persen.

“Ini tentu akibat dari transformasi perekonomian melalui Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker),” tambah Airlangga, Jumat (22/10/2021).

Meskipun sempat dilanda virus varian baru, yaitu delta, faktanya Indonesia pun sempat mengalami lonjakan kasus pada beberapa bulan terakhir. Namun, Indeks PMI Manufaktur Indonesia, mulai kembali menguat dan meningkat pada September 2021.

Hal tersebut dibuktikan melalui tingkat kemiskinan dan pengangguran yang berhasil menurun saat pandemi berlangsung. Angka kemiskinan mampu turun 10,19 persen menjadi 10,14 persen. Sementara itu pengangguran turun dari 7,07 persen menjadi 6,26 persen (dari 8,75 juta menjadi 9,77 juta) pada Februari 2021.

Selanjutnya, sektor ekspor impor yang mengalami peningkatan harga secara global mendorong pertumbuhan yang cukup signifikan. Aktivasi aktivitas tersebut dimanfaatkan pemerintah untuk memperbesar peluang agar neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. 

Kinerja yang impresif dari neraca perdagangan ini menjadi penopang kinerja transaksi berjalan Indonesia. Defisit transaksi berjalan di tahun 2020 dan Semester I-2021 berhasil dijaga di level rendah, yakni di bawah 1 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

 

3 dari 3 halaman

Perbaikan dari Aspek Kesehatan

Upaya penguatan dari aspek kesehatan mampu menekan persebaran virus yang tercatat melalui jumlah kasus hariannya. Tercatat per 19 Oktober 2021, Indonesia mengalami penurunan kasus menjadi 16.697. Angka yang lebih rendah dari India, AS, Brazil, Jerman, Perancis, dan Inggris.

Adapun tingkat kesembuhan COVID-19 di Indonesia telah mencapai 96,2 persen dengan angka positivity rate di bawah 5 persen dan reproduction rate di bawah 1 persen. Penurunan ini mampu dikendalikan akibat total penyuntikan vaksin yang sudah mencapai 174 juta dosis di seluruh Indonesia.

Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat atas kinerja pemerintah, komitmen yang dijalankan adalah berfokus pada percepatan program vaksinasi bersama pihak-pihak terkait.

“Diharapkan sudah 80 persen masyarakat sudah divaksinasi pada akhir tahun ini dan dosis kedua bisa diselesaikan pada kuartal pertama tahun depan.” tutup Airlangga.

 

Reporter: Caroline Saskia