Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perenonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pelatihan dalam program Kartu Prakerja telah disempurnakan guna memberikan hasil yang optimal bagi 11,4 juta penerima. Penyempurnaan dilakukan dengan turut menggandeng pihak akademisi dari perguruan tinggi.
"Sejak awal kami memang ingin memberikan pelatihan yang dapat membantu angkatan kerja meningkatkan kompetensinya. Walaupun Kartu Prakerja berubah menjadi program semi bansos akibat pandemi, kami tetap memastikan bahwa pelatihan yang ada di ekosistem Kartu Prakerja tetap terjaga kualitasnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/10/2021).
Baca Juga
Airlangga menyampaikan, pada semester II 2021, ada lebih dari 1.600 pelatihan yang telah diajukan ke 173 lembaga pelatihan. Dia menegaskan, pelatihan tersebut telah diperiksa oleh manajemen pelaksana Kartu Prakerja bersama tim ahli.
Advertisement
"Hasilnya, hanya 440 jenis pelatihan dari 97 lembaga pelatihan saja yang bisa aktif di dalam ekosistem Kartu Prakerja. Ini menunjukkan bahwa Tim Ahli Asesmen Independen menegakkan standar yang sangat tinggi dan ketat," ungkap Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menuturkan, Kartu Prakerja juga menahan laju inflasi dengan meningkatkan konsumsi di masyarakat. Terlebih, pelatihan dalam Prakerja juga membantu meningkatkan kompetensi yang mampu mendorong produktivitas masyarakat.
"Tentunya kami juga berterima kasih kepada seluruh mitra Prakerja. Dan tentu dengan adanya Prakerja ini menciptakan pasar baru, yaitu pasar pendidikan online yang sebelum launching Prakerja pasar ini tidak ada," kata Airlangga Hartarto.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pendorongan Pelatihan
Di sisi lain, perwakilan Tim Ahli Independent yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada, Panut Mulyono, mengatakan program Kartu Prakerja memiliki konsep yang unik dan baik untuk masyarakat.
Menurut dia, pendorongan pelatihan yang meningkatkan kreativitas dapat membuka pasar baru yang bahkan belum terpikirkan sebelum adanya Kartu Prakerja.
Pelatihan yang ada dapat meningkatkan kompetensi para pencari kerja. Sehingga hal tersebut, tegas Panut, dapat memenuhi kebutuhan yang ada di masyarakat.
"Kemudian juga untuk kompetensi-kompetensi bagi saudara kita yang ingin mendapat pekerjaan itu juga harus diseimbangkan dengan lapangan pekerjaan yang saat ini tumbuh, tetapi agunnya kurang. Sehingga bisa mengisi kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat," tuturnya.
Direktur Eksekutif Manajamen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menambahkan, penggandengan para pimpinan institusi pendidikan sebagai Tim Ahli Pemantau Independen Pelatihan Program Kartu Prakerja bertujuan untuk melakukan proses screening, sebelum suatu pelatihan masuk ekosistem dan memonitor pelatihan yang sudah masuk dalam ekosistem.
"Pemisahan ini dilakukan agar tidak terjadi konflik kepentingan," seru Denni.
Advertisement