Liputan6.com, Jakarta Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) melaksanakan diklat pengembangan untuk para UMKM dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
Pelatihan tersebut juga bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja lokal serta membangun jiwa kewirausahaan.
Pelatihan bisa terwujud berkat sinergi antara Kementerian ESDM melalui Badan PPSDM dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Ke depannya diharapkan anggota masyarakat selaku tenaga kerja akan siap dan mandiri dalam berusaha.
Advertisement
“Pelaksanaan diklat ini mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2015 tentang Bantuan Pendidikan dan Pelatihan serta Beasiswa Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral,” ujar Kepala Badan PPSDM Bambang Utoro saat menyampaikan sambutannya di acara Diklat Pengembangan UMKM di Kawasan UNESCO Global Geopark (UGGp) Gunung Sewu, Senin (25/10/2021).
Bambang menjelaskan, di salah satu pasal peraturan tersebut menyebutkan bahwa bantuan diklat diberikan kepada masyarakat bertempat tinggal di daerah penghasil atau daerah yang melaksanakan kegiatan bidang energi dan sumber daya mineral atau berasal dari daerah tertinggal, terpencil, terdepan, dan terluar atau pedalaman atau daerah berpotensi bencana.
Untuk saat ini, diklat yang dilaksanakan sejak 25-29 Oktober 2021 diadakan di Desa Jarum yang berlokasi di Bayat, Jawa Tengah.
"Nanti berikutnya kita akan menyelenggarakan di Geopark Ciletuh dan berikutnya lagi di Geopark Batur Bali," ujarnya.
Mengenai Desa Jarum, Bambang mengatakan bahwa masyarakat di desa tersebut termasuk masyarakat yang produktif.
“Desa Jarum, Kecamatan Bayat adalah salah satu desa yang masyarakatnya produktif, kreatif, dan memiliki semangat pantang menyerah untuk terus maju dan berkembang,” tuturnya.
Kreativitas masyarakat Desa Jarum itu berupa kerajinan kayu dan anyaman. “Sebagai kearifan lokal, perlu didukung pengembangan dan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup dan pembangunan ekonomi masyarakat setempat,” kata dia.
Diklat pengembangan UMKM di wilayah Geo Park Gunung Sewu juga ditujukan untuk memberikan pengetahuan mengenai seluk beluk pewarnaan alam.
Bambang mengatakan, dari yang selama ini secara kimiawi, sekarang diupayakan mulai beralih ke alam dan dari tumbuhan yang ada di sekitar desa ini. Seperti jati, pole, gamalina, sengon, serta iratan anyaman dari bambu dan pandan.
Karena itulah, diklat yang diadakan di Geopark Gunung Sewu kali ini bertajuk “Pewarna Alam pada Kerajinan Batik Kayu dan Serat Anyaman”.
Peserta yang berjumlah 65 orang nanti akan diberi pembekalan sekilas mengenai geopark. Selain itu, juga diberikan wawasan mengenai pemasaran baik untuk domestik maupun eskpor, pengenalan tentang jenis kayu dan bahan untuk warna alam, hingga pengetahuan desain produk terkini.
Sistem Pelatihan
Dari total peserta pelatihan nantinya pun akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mengenai media kayu.
Di kelompok ini total peserta ada 55 orang yang berasal dari Desa Bubung, (Gunung Kidul), Desa Krebet (Bantul), Desa Jarum, Desa Kebon, dan Desa Banyu Urip.
Lalu kelompok kedua mengenai media anyaman bambu dan pandan. Di kelompok ini akan diikuti oleh 9 peserta yang berasal dari Desa Minggir, Desa Muntuk, Desa Semanu, dan Desa Ngawen.
Di penghujung kegiatan, para peserta diharapkan mampu mempresentasikan karyanya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka sudah menyerap ilmu dan siap untuk berwirausaha nantinya.
Selain pelatihan, ada pula kegiatan penanaman pohon pewarna alam. Total pohon pewarna yang akan ditanam ada sekitar 30 pohon.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement