Sukses

Daftar 8 Maskapai RI yang Bangkrut, Akankan Garuda Indonesia Menyusul?

Nasib tak menentu kini dialami PT Garuda Indonesia Tbk. Hal ini imbas buruknya tata kelola manajemen di masa lalu.

Liputan6.com, Jakarta Nasib tak menentu kini dialami PT Garuda Indonesia Tbk. Imbas buruknya tata kelola manajemen di masa lalu, kinerja keuangan maskapai pelat merah tersebut carut marut dan di ambang kebangkrutan.

Garuda Indonesia seharusnya belajar dari banyak maskapai nasional lain, yang terpaksa tutup buku akibat dihantam masalah keuangan. Sebut saja Merpati hingga Batavia Air, yang terus merugi dan tertumpuk lilitan utang.

Mengutip berbagai informasi yang ada, Selasa (26/10/2021), berikut daftar maskapai penerbangan nasional yang sudah tutup dan tidak beroperasi:

1. Merpati Nusantara Airlines

Merpati merupakan maskapai penerbangan milik pemerintah yang telah beroperasi sejak era Presiden Soekarno, tepatnya didirikan pada 1962.

Pada kala itu, pemerintah merasa perlu menyiapkan maskapai penghubung ke berbagai pulau yang tersebar di Indonesia. Sehingga dibentuklah Merpati yang khusus melayani penerbangan perintis.

Problem keuangan jadi suatu perkara yang akrab bagi Merpati selama puluhan tahun. Pemerintah pun beberapa kali telah melakukan upaya restrukturisasi. Sayangnya, Merpati harus berhenti beroperasi pada 2014 akibat terus merugi dan dililit bejibun utang.

2. Batavia Air

Maskapai bernama PT Metro Batavia ini mulai beroperasi pada 5 Januari 2002. Sejak itu, Batavia Air turut membuka layanan penerbangan rute internasional dengan menggunakan pesawat tipe Airbus.

Jelang 11 tahun, tepatnya 30 Januari 2012, Batavia Air dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena ada permohonan yang diajukan perusahaan sewa guna pesawat (ILFC). Sejak saat itu, maskapai terpaksa berhenti beroperasi dan bangkrut.

3. Bouraq Airlines dan Bali Air

Kedua maskapai ini didirikan pada April 1970 oleh sebuah Jerry Albert Sumendap, seorang pengusaha yang juga menggeluti bisnis kayu. Awalnya, maskapai dioperasikan Douglas DC-3, dan sejak 1973 Turboprop Hawker Siddeley HS 748 diperkenalkan pada layanan Bouraq.

Sayangnya, kedua maskapai ditutup pada 2005 akibat masalah keuangan berkepanjangan. Lisensi penerbangannya juga telah dicabut pada 2007 silam.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

4. Jatayu Airlines

Maskapai bernama Jatayu Gelang Sejahtera ini awalnya merupakan sebuah penerbangan charter yang didirikan pada 2000, dan mengoperasikan penerbangan domestik maupun internasional.

Jatayu sempat berhenti beroperasi pada 2007. Pasca kembali mendapat lisensi pemerintah, maskapai ini beroperasi untuk penerbangan charter, khususnya untuk mengisi rute yang ditinggal Adam Air yang telah dicabut lisensinya saat itu.

Pada April 2008, Departemen Perhubungan akhirnya membekukan izin penerbangan Jatayu Airlines, karena tidak memenuhi kelaikan jumlah armada minimal 5 unit pesawat.

5. Indonesian Airlines

Maskapai ini didirikan Rudy Setyopurnomo pada 1999. Pasca mendapat izin di tahun yang sama, Indonesian Airlines mulai beroperasi per Maret 2001 untuk melayani penerbangan berjadwal di 46 rute.

Secara kepemilikan, 75 persen porsi perusahaan dimiliki oleh investor perorangan, dan 25 persen sisa milik Rudy Setyopurnomo selaku presiden direktur maskapai. Namun hanya mengudara sekitar 2 tahun saja, Indonesian Airlines harus berhenti beroperasi di 2003.

6. Sempati Air

Berdiri pada Desember 1968, PT Sempati Air Transport mulai beroperasi per Maret 1969. Selama kurun waktu hingga 1990-an, maskapai ini sempat melayani rute penerbangan berjadwal ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Manila.

Namun, Sempati Air bangkrut saat terhantam krisis moneter pada 1998. Menurut kabar yang beredar, kebangkrutan ini juga turut disebabkan oleh kesalahan pihak manajemen.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

7. Mandala Airlines

Mandala Airlines yang kemudian bernama Tigerair Mandala pertama kali beroperasi pada 17 April 1969. Maskapai ini kemudian dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International pada 2006.

Akibat masalah utang, maskapai berhenti beroperasi pada 12 Januari 2011. Pada Februari 2011, para kreditur menyetujui restrukturisasi utang Mandala Air menjadi saham, sehingga bisa kembali beroperasi pada Juni 2011.

Akan tetapi, Mandala menghentikan kegiatan operasionalnya mulai 1 Juli 2014. Itu karena kondisi pasar yang turun dan biaya operasional membengkak imbas depresiasi rupiah.

8. Adam Air

Adam Air di masa jayanya sempat disebut sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) terbaik di Indonesia. Perusahaan ini terus menambah jangkauan rute hingga armada pesawatnya sejak berdiri pada 2002.

Malangnya, sebuah kecelakaan fatal menghancurkan reputasi Adam Air. Saat itu, pesawat dengan kode penerbangan KI 457 rute Jakarta-Manado mengalami insiden di atas perairan Majene setelah hilang dari rada.

Seluruh penumpang termasuk pilot dan kru awak yang berjumlah 102 orang dinyatakan meninggal. Tak lama setelah peristiwa tersebut, pemerintah mencabut izin terbang Adam Air pada 19 Juni 2008.