Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan untuk memberi panduan dan operasionalisasi perbankan digital saat ini dan ke depan. Sekaligus sebagai suatu terobosan kebijakan untuk memitigasi berbagai tantangan dan resiko dari transformasi digital perbankan.
“Seperti janji saya pada beberapa kesempatan kita bersyukur Alhamdulillah pada pagi hari ini atau buku cetak baru perbankan sudah selesai, dan kita akan sampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, dalam launching cetak biru transformasi digital secara virtual, Selasa (26/10/2021).
Baca Juga
Heru menjelaskan disusunnya Cetak Biru transformasi digital perbankan ini tujuannya menjadikan pedoman bagi industri perbankan. Sebab seiring berjalannya waktu, perbankan tradisional akan tergerus jika tidak melakukan transformasi digital.
Advertisement
“Rasional mengapa blueprint ini diperlukan dan disusun untuk menjadi pedoman bagi industri perbankan kita,” ujarnya.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat untuk memulai transformasi digitalisasi perbankan, selama kita siap menghadapinya. Oleh karena itu, OJK meluncurkan Cetak biru Transformasi digital untuk perbankan.
“Saat ini bank baru memulai proses digitalisasi, kalau bank baru mulai sekarang maka dikatakan itu sudah terlambat bahkan bank yang tidak mau move on, Saya kira nanti cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh para nasabahnya. Tapi kalau bagi saya tidak ada kata terlambat yang penting kita siap untuk menghadapi tantangan ke depan,” jelasnya.
Lebih lanjut Heru menyampaikan disrupsi teknologi mampu memunculkan pemain baru di ekosistem keuangan seperti fintech dan sebagainya yang juga dapat memberikan layanan sebagaimana yang ditawarkan oleh bank tanpa kehadiran secara fisik.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transformasi Perbankan
Oleh karena itu, ini perlu dicermati bersama. Sehingga semua pihak bisa terus mendukung transformasi perbankan di era digital ini.
Disisi lain kata Heru, banyak pakar yang menyatakan bahwa digitalisasi sektor keuangan sangat penting karena kita melihat semakin disadari bahwa transformasi itu adalah awal dari suatu masa depan dan menjadi suatu keniscayaan.
“Memang CEO, banker perlu mencermati beberapa perkembangan yang tadi sudah saya sampaikan. Ke depan digitalisasi menjadi hal yang tidak bisa dielakkan, karena kita melihat survei Mckinsey menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara tercepat yang melakukan adopsi digital. Bahkan lebih cepat dibandingkan kalau kita lihat Brazil dan China,” pungkasnya.
Advertisement