Sukses

Pertumbuhan E-Commerce Indonesia Diramal Jadi Jawara ASEAN pada 2025

Pada 2025, Indonesia berpotensi memiliki pasar e-commerce dengan pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN. Yaitu sebesar USD 124 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Teguh Supangkat memproyeksikan pertumbuhan e-commerce di Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN pada 2025 mendatang. Yakni mencapai USD 124 miliar.

"Pada 2025, Indonesia berpotensi memiliki pasar e-commerce dengan pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN. Yaitu sebesar USD 124 miliar," ucapnya dalam acara Launching Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan, Selasa (26/10).

Teguh bilang, tingginya potensi pertumbuhan e-commerce di Tanah Air itu lantaran tren peningkatan transaksi digital di sektor keuangan. Kemudian, Indonesia juga memiliki pasar yang luas untuk mendukung pertumbuhan e-commerce.

"Selain itu, kepemilikan perangkat yang mendukung transformasi digital juga meningkat. Seperti mobile phone dan laptop sudah mencapai lebih dari 50 persen," imbuhnya.

Lalu, jumlah masyarakat Indonesia yang telah mengakses internet kian meningkat. Di mana rata-rata masyarakat mengakses internet lebih dari delapan jam per hari.

"Apalagi, presentase masyarakat yang mengakses banking apps sebesar 39,2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat ruang bagi sektor jasa keuangan untuk meningkatkan share lewat akselerasi transformasi digital," terangnya.

Oleh karena itu, OJK mendorong adanya pemanfaatan peluang emas ini secara optimal. Dengan begitu, dapat memberikan ruang dan kesempatan bagi perbankan nasional dalam meningkatkan keunggulan kompetitifnya untuk melakukan akselerasi transformasi digital.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Transaksi Mobile Banking Capai Rp4.684 Triliun di Agustus 2021

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Teguh Supangkat menyatakan, nilai Transaksi SMS/Mobile Banking mengalami peningkatan hingga lebih dari 300 persen pada periode 2016 hingga Agustus 2021.

"Di mana Transaksi SMS/Mobile Banking meningkat dari Rp1.159Triliun di tahun 2016 menjadi Rp4.684 Triliun di Agustus 2021 atau naik lebih dari 300 persen," ucapnya dalam acara Launching Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan, Selasa (26/10).

Selain SMS/Mobile Banking, Teguh menyebut, transaksi Internet Banking juga mengalami peningkatan di periode yang sama. Nilai kenaikan sendiri hampir mencapai 50 persen.

"Transaksi Internet Banking meningkat dari Rp 13.223 Triliun di tahun 2016 menjadi Rp 20.096 Triliun di Agustus 2021. Atau kenaikan hampir 50 persen," ungkapnya.

Teguh menerangkan, peningkatan transaksi tersebut akibat masifnya transformasi digital oleh perbankan dalam mengembangkan layanan dan produk digital. Khususnya selama pandemi Covid-19 berlangsung.

"Revolusi ini telah membuat bank secara intensif mengkaji ulang model bisnis tradisional, yang berarti bahwa Bank harus merespon dengan cepat dan efisien terhadap tuntutan perubahan nasabah dengan menawarkan layanan yang inovatif, aman, dan sederhana untuk digunakan," tutupnya.

Â