Sukses

Menteri Bahlil Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021 Hanya 3 Persen, Ini Penjelasannya

Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Menteri Bahlil lebih kecil dibanding proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada rentang 4-5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memprediksi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 bakal berada di kisaran 3-4 persen. Angka itu lebih kecil dibanding proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada rentang 4-5 persen.

Menurut dia, ramalan tersebut keluar setelah melihat realisasi investasi yang terhambat di kuartal III 2021. Secara angka, pemasukan investasi pada kurun waktu tersebut sebesar Rp 216,7 triliun. Jika dihitung sejak Januari-September 2021, itu mencapai Rp 659,4 triliun atau 73,3 persen dari target investasi Rp 900 triliun.

"Jadi menurut saya dengan data Kementerian Investasi, ini menurut saya lho, mungkin pertumbuhan ekonomi di Q3 range-nya di 3-4 persen kalau saya lihat dengan realisasi investasi. Itu baru perkiraan, nanti diumumkan BPS," kata Bahlil dalam sesi teleconference, Rabu (27/10/2021).

Bahlil menceritakan, pemasukan investasi pada kuartal ketiga lalu memang menghadapi tantangan berat akibat pemberlakuan PPKM Darurat.

"Kita tahu bahwa kuartal ketiga ini adalah menurut saya kuartal yang terberat. Sebab kita alami pandemi Covid-19 yang luar biasa kenaikannya, mulai dari bulan Agustus itu 1,5 bukan kita kena, hingga hari per kasus itu sekitar 50 ribu," tutur dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Adaptasi

Secara kuartalan (quarter to quarter), realisasi di triwulan ketiga mengalami penurunan 2,8 persen dari kuartal II 2021. Namun, Bahlil menambahkan, pemasukan Rp 216,7 triliun justru naik secara tahunan (year on year) dari periode sama tahun sebelumnya.

"Tapi secara year on year dibanding kuartal ketiga 2020 itu tumbuh sebesar 3,7 persen," seru dia.

"Jadi data ini mencerminkan bahwa sekalipun pandemi, mungkin karena para pengusaha/investor sudah bisa melakukan adaptasi terhadap kondisi covid, jadi tetap mereka percaya diri membangun investasinya," tandasnya.

Â