Sukses

Mendag Ingin Jakarta Jadi Kiblat Fesyen Islam Dunia

Pengembangan produk halal bukan hanya karena agama. Tetapi ini adalah upaya menjadikan Indonesia sebagai negara yang dikenal dengan produknya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi bercita-cita agar Indonesia terutama Jakarta bisa menjadi kiblat fesyen Islam dunia. Cita-cita ini setelah melihat bahwa jumlah pasar produk halal di Indonesia sangat besar.

"Kita harus menjadikan Jakarta sebagai kiblat fesyen Islam dunia. 270 juta rakyat Indonesia sebagaian besar adalah umat Islam," katanya, Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Mendag melanjutkan, selain fesyen Islam, Indonesia juga harus mendorong perkembangan produk makanan dan minuman serta kosmetik halal. Dengan ini pasar industri halal akan berkembang dengan maksimal.

"Beberapa bulan ini kita ada dua yang mau kita kerjakan. Bagaiamana membina industri halal? Apakah mamin kosmetik dan industri lain. Ini akan kita garap," katanya.

Dia menambahkan, pengembangan produk halal bukan hanya karena agama. Tetapi ini adalah upaya menjadikan Indonesia negara yang dikenal dengan produknya.

"Bukan berati ini masalah Islam atau bukan Islam. Tetap ini adalah gimmick untuk menjual produk kita ke mancanegara ini bukan hanya jagoan lokal tetapi regional dan global," tandasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Wapres: Industri Makanan Halal dan Pakaian Muslim Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia mampu berprestasi di dunia.  Hal ini tercermin dalam State of Gobal Islamic Economy (SGIE) Report 2020/2021.

Dalam laporan tersebut, indikator ekonomi syariah Indonesia pada 2020 menduduki peringkat ke-4 dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. SGIE Report merupakan referensi penting bagi negara-negara dunia khususnya negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan.

Adapun indikator yang menjadi penilaian lembaga tersebut antara lain keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, industri fesyen muslim, obat-obatan halal, kosmetik halal, dan produk makanan halal.

"Dari indikator-indikator ekonomi syariah tersebut, posisi ekonomi dan syariah Indonesia rata-rata masuk dalam peringkat 10 besar, dan dua di antaranya berhasil masuk dalam peringkat lima besar dunia yaitu sektor makanan dan minuman halal dan sektor fashion atau pakaian muslim," ujarnya ketika membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021, Rabu (27/10/2021).

Melihat capaian prestasi tersebut, bukan hal yang tidak mungkin dan sangat berpeluang bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal, di masa yang akan datang. Peluang Indonesia tersebut didukung oleh potensi yang dimiliki dan keberhasilan yang dicapai saat ini.