Liputan6.com, Jakarta PT Bank Jago Tbk (ARTO) siap menyalurkan kredit secara langsung melalui aplikasi Jago. Penyaluran kredit tersebut rencananya mulai 2022 mendatang.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, selama ini Bank Jago menyalurkan kredit melalui kerja sama dengan lembaga jasa keuangan lain.
Baca Juga
"Semua pinjaman melalui partnership lending. Berpartner dengan partner, finance company dan P2P lending," kata dia kepada wartawan di Bali, dikutip Jumat (28/10/2021).
Advertisement
Menurut dia, selama jaringan nasabah belum besar, maka penyaluran kredit secara langsung lewat aplikasi tidak bisa dilakukan secara langsung. Namun demikian, Bank Jago memastikan mulai 2022 akan mulai menyalurkan kredit melalui aplikasi Jago.
"Bank Jago mulai lending apps tahun 2022 karena urutannya begitu. Karena untuk masuk lending, kami harus punya customer based yang based untuk bisa bangun analytic data. Urut-urutannya seperti itu," tutup dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penyaluran Kredit
Sebelumnya, setelah enam tahun terakhir mencatatkan kerugian, PT Bank Jago Tbk (Jago) mampu meraih laba bersih. Di kuartal III 2021, Bank Jago mampu perolehan laba bersih (net profit after tax/NPAT) senilai Rp 14 miliar.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menjelaskan, laba bersih ditopang oleh pertumbuhan kredit yang solid, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di level sangat rendah dan efisiensi biaya dana berkat peningkatan dana murah atau current account saving account (CASA).
Penyaluran kredit hingga akhir September 2021 mencapai Rp 3,73 triliun, tumbuh 502 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit terutama terjadi di kuartal III dengan kenaikan sebesar Rp 1,56 triliun dari posisi kuartal sebelumnya (Q to Q).
“Prosentase kenaikannya terlihat tinggi karena kami berangkat dari baseline yang rendah. Tapi kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan terus memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital,” kata Kharim.
“Pencapaian ini mengonfirmasi bahwa bisnis model kami sudah tepat. Implementasi konsep kolaborasi dengan ekosistem digital dalam melayani nasabah terbukti membuat kami tumbuh anorganik, efektif dan cepat,” kata Kharim.
Pertumbuhan kredit sebesar 502 persen berdampak pada pendapatan bunga yang meningkat 478 persen menjadi Rp 355 miliar. Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104 persen menjadi Rp 38 miliar.
Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp 318 miliar, atau tumbuh 640 persen. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4 persen.
Advertisement