Sukses

Suplai Tenaga Listrik 2.270 MVA, PLN Siap Dukung Investasi Bisnis dan Industri

PT PLN (Persero) melakukan 13 penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) melakukan 13 penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL), dan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk menyuplai daya listrik kepada para pelanggan tegangan tinggi mencapai 2.270 Mega Volt Ampere (MVA).

Pasok listrik ini nantinya akan disalurkan kepada PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, PT Stargate Mineral Asia, PT Aquila Cobalt Nickel, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Wahana Lestari Investama, PT Sampoerna Kayu, dan PT Gebe Industry Nickel. Termasuk diantaranya produk Renewable Energy Certificate (REC) yang diserap oleh PT Sumitomo Indonesia.

Deputi Bidang Pengendalian Pengadaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Imam Soejoedi menegaskan, PLN sebagai perpanjangan tangan pemerintah harus memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh pelanggan.

"MoU ini merupakan sejarah bagi PLN, jual beli tenaga listrik yang terbesar hingga saat ini, 2.270 MVA," kata Imam dalam keterangan tertulis yang dirilis PLN, Sabtu (30/10/2021).

Melalui dukungan penuh dari PLN, Imam mengatakan, pihaknya optimistis dapat mewujudkan Indonesia maju pada 2045, dengan memastikan hadirnya investasi yang menjadi tulang punggung perekonomian dalam negeri.

"Komposisi pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi, investasi, serta ekspor dan impor. Di tengah situasi saat ini, investasi menjadi satu-satunya jalan menopang pertumbuhan," ujar Imam.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menyampaikan, dengan adanya acara penandatanganan PJBTL dan MoU ini, perseroan siap menyediakan pasokan listrik bagi pelanggan tegangan tinggi. Termasuk teknologi smelter berbasis elektronik yang menjadi salah satu opsi untuk mendukung seluruh kegiatan produksi.

"Oleh karena itu, penandatanganan kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara PLN dengan para pelaku usaha, khususnya di sektor industri smelter yang kini menjadi primadona di Indonesia," ungkapnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Surplus

Terlebih lagi, PLN sedang dalam kondisi surplus di sebagian besar sistem kelistrikan. Cadangan sistem kelistrikan PLN pada umumnya mencapai lebih dari 40 persen. Tentunya, cadangan sistem ini akan semakin meningkat dengan masuknya pembangkit-pembangkit yang saat ini sedang proses konstruksi.

Proyek yang merupakan bagian mega proyek 35 GW ini akan menyumbang daya mencapai 17,9 GW atau setara dengan 50 persen dari cadangan saat ini.

"Kondisi surplus menuntut PLN terus berinovasi dalam membangun kerja sama, merancang inovasi untuk semakin menyelaraskan kebutuhan demand. Inovasi layanan diciptakan untuk membangun kepercayaan dan sinergi dengan para pelaku usaha untuk membangun perekonomian," imbuh Bob.

Tak lupa, Bob juga mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah bersedia mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui produk Renewable Energy Certificate (REC), yang merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam pembelian.

"Saat ini telah tersedia Pembangkit dengan Energi Terbarukan PLN di seluruh Indonesia yang sudah beroperasi mencapai 7.936 MW. Ketersediaan EBT tersebut dapat diklaim sebagai energi yang digunakan untuk pemakaian listrik para pelanggan melalui produk terbaru PLN yaitu REC," tuturnya.