Liputan6.com, Jakarta Tiga program strategis Go Retail, Go Digital dan Go Customer, menjadi andalan PT Pertamina (Persero) ketika pandemi COVID-19 menerpa dunia. Ketiga program ini bertujuan memperluas akses energi dan meningkatkan pelayanan.
Pandemi COVID-19 tak ayal membuat banyak perusahaan lebih berinovasi dalam hal teknologi digital, tak terkecuali Pertamina. Dalam Go Digital, program yang dijalankan antara lain, digitalisasi SPBU dan aplikasi MyPertamina.
Baca Juga
Dalam program Go Digital, Pertamina terbilang sukses melakukan digitalisasi di seluruh SPBU Pertamina sebanyak 5.518 SPBU. Lewat digitalisasi, Pertamina mampu memantau stok BBM di seluruh SPBU sehingga dapat mencegah terjadinya kekurangan stok BBM.
Advertisement
Bukan hanya itu, Pertamina pun bisa mengawasi penyaluran BBM bersubsidi sehingga lebih tepat sasaran. Penggunaan aplikasi MyPertamina terus menunjukkan peningkatan.
MyPertamina memudahkan transaksi di SPBU secara digital maupun non-tunai. Sampai Maret 2021, sebanyak 10 juta pengguna telah mengunduh aplikasi MyPertamina.
Keseriusan Pertamina dalam mempercepat transformasi digital saat pandemi COVID-19 sebenarnya telah diperlihatkan sejak mereka menggandeng Microsoft, perusahaan raksasa Amerika Serikat, yang mengembangkan, membuat, memberi lisensi, dan mendukung berbagai produk dan jasa terkait dengan komputer.
Transormasi Digital
Pertamina dan Microsoft melakukan Head of Agreement (HoA) pada Januari 2021 secara virtual. Pertamina sendiri berupaya melakukan transformasi digital dari hulu hingga hilir perusahaan. Pandemi COVID-19 seakan menjadi dorongan beradaptasi dengan cara baru bekerja.
"Adanya pandemi membuat kita me-reform cara kerja, model bisnis, dan juga teknologi leadership, reformasi tersebut menjadi salah satu hal utama dan fundamental dalam melakukan transformasi di operasional sehari-hari," ujar Direktur Keuangan PT Pertamina, Emma Sri Martini, dalam diskusi 'Digitalisasi BUMN' secara virtual.
"Pertamina juga melakukan enam program utama digitalisasi, yaitu Loyalty Program, Digital Refinery, Knowledge Management and Best Practice Upstream, Digital Procurement, dan Digitalisasi Korporat," terangnya.
Di sektor pengolahan, Pertamina mampu mengimplementasikan aplikasi digital untuk mengatur penjadwalan pemeliharaan kilang. Aplikasi digital ini sudah diterapkan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Sementara di sektor hulu, transformasi digital yang dilakukan sukses memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Transformasi digital di sektor hulu antara lain dengan membangun upstream cloud dan big data analytic. Pembangunan ini sebagai bagian dari penggunaan aplikasi Petrotechnical, yang tersentralisasi dan terintegrasi.
Emma Sri Martini menyebut, terdapat empat filosofi dalam transformasi digital yang dianut Pertamina yakni, business-led, Pertamina integrated, dilakukan secara holistik, dan fleksibilitas dalam pengembangan solusi.
"Agar dapat mencapai tujuan strategi perusahaan, transformasi digital membutuhkan perubahan secara holistic mulai dari proses, people, dan teknologi., tidak sekedar memindahkan proses bisnis yang berjalan saat ini ke platform digital," bebernya.
Namun, inovasi teknologi berbasis digital yang paling menyita perhatian tak lain adalah hadirnya Pertamina Integrated Command Center (PICC). PICC menyajikan data secara realtime, yang akan mendukung peran strategis Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pusat Big Data Pertamina
PICC menjadi pusat big data Pertamina yang punya empat fungsi, yang pertama sebagai integrator dan koordinator atas aktivitas memonitor operasional, baik yang bersifat core, critical dan supporting process. Kedua, PICC bakal menjadi single source of truth yang dibutuhkan, baik di lingkungan internal Pertamina Group dengan data terintegrasi.
Kemudian ketiga, PICC berfungsi melakukan analisa data menjadi infomasi, mendeteksi data, anomali, menguji kehandalan data serta menyusun executive summary dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Keempat, PICC adalah sistem yang memiliki otoritas menindaklanjuti keadaan anomali yang ditemukan, sekaligus memberikan rekomendasi untuk top manajemen Pertamina Group.
"Dengan fasilitas PICC, Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh demi memberikan efisiensi sekaligus mengurangi kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang, sehingga akuntabilitas Pertamina Group tetap terjaga," terang Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.
PICC sendiri dikelola Perwira (pekerja) Pertamina, dengan display utama yang terdiri dari 84 layar 55 Inch untuk memantau dashboard kinerja seluruh subholding, mulai dari Upstream, Gas, Refinery & Petrochemical, Integrated Marine Logistics dan Commercial & Trading dalam mendukung ketahanan energi di Indonesia. Nanti, juga bakal dilengkapi dengan dashboard kinerja Pertamina New & Renewable Energy.
Selain itu, PICC juga memiliki Smart Meeting Room untuk video conference, Interactive TV, Interactive Voice Command dan Smart Glass, yang dapat digunakan oleh top manajemen holding dan subholding untuk memutuskan kebijakan strategis perusahaan.
Berkat semangat transformasi digital yang ditunjukkan, Pertamina pun berhasil menyabet dua penghargaan bergengsi dalam HR Excellence Award 2021. Perusahaan BUMN yang berdiri pada 10 Desember 1957 ini memenangi penghargaan untuk kategori HR Learning & Development dan HR Knowledge Management dengan keduanya memperoleh rating AA atau predikat Very Good.
Bukan hanya itu, PT Pertamina International Shipping (PIS) juga meraih dua penghargaan sekaligus di Ajang IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia 2021.
Dua penghargaan itu untuk kategori Hubungan Eksternal atas Inovasi untuk program Automasi Tanker Monitoring, dan penghargaan Strategic Innovative Corporate Leader, yang diberikan kepada Direktur Utama PIS, Erry Widiastono pada 19 Agustus 2021.
Reporter: Windi Wicaksono
Advertisement