Sukses

Ganti Nama Jadi Meta, Facebook Ingin Hilangkan Pajak Merek?

Meta dilaporkan mencoba menghilangkan pajak merek pada aplikasi seperti Instagram, Messenger, dan WhatsApp.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengubah namanya menjadi Meta, Facebook dilaporkan mencoba menghilangkan "pajak merek" pada aplikasi seperti Instagram, Messenger, dan WhatsApp.

Dikutip dari CNBC, Senin (1/11/2021) karyawan Meta, menggunakan istilah "pajak merek" untuk merujuk pada dampak negatif Facebook terhadap platform media sosial lainnya.

CEO Meta, Mark Zuckerberg mengumumkan rebranding perusahaan raksasa media sosial tersebut setelah tujuh pekan bocornya sebuah dokumen yang menunjukkan Facebook mengetahui kerusakan yang disebabkan oleh produknya dan menolak untuk mengatasinya.

Tetapi pajak merek sudah ada sejak pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016.

Pemisahan merek menjadi sangat sulit pada tahun 2019, ketika Facebook mengumumkan akan menggabungkan semua layanannya di akhir nama mereka - Messenger menjadi Messenger dari Facebook, dan aplikasi lain berubah menjadi Instagram dari Facebook dan WhatsApp dari Facebook.

Facebook mengatakan pada saat itu bahwa rebranding dimaksudkan untuk memberikan kejelasan kepada pengguna.

Dalam siaran pers pada 4 November 2019, Facebook menyampaikan bahwa "Perubahan merek ini adalah cara untuk mengkomunikasikan struktur kepemilikan kami dengan lebih baik kepada orang-orang dan bisnis yang menggunakan layanan kami untuk terhubung, berbagi, membangun komunitas, dan menumbuhkan audiens mereka".

2 dari 2 halaman

Pengubahan Pendekatan

Sebagai Meta, perusahaan media sosial itu tidak membeberkan jaminan bahwa pajak merek Facebook akan dihentikan.

Tetapi Zuckerberg setidaknya telah mengubah pendekatannya, kurang dari dua tahun setelah menambahkan "dari Facebook" ke semua layanan utama perusahaannya.

Perusahaan itu telah memulai rebranding beberapa unitnya, salah satunya adalah divisi perangkat keras, yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook Reality Labs, dan sekarang akan disebut sebagai Reality Labs.

Divisi pembayaran, yang dikenal sebagai F2, atau Facebook Financial, sekarang akan diganti nama menjadi Novi, yang merupakan nama produk dompet cryptocurrency perusahaan.

Zuckerberg tetap menentang setelah serangkaian kebocoran dokumen oleh mantan karyawan, yakni Frances Haugen,  dan banyak laporan lainnya yang datang dari The Wall Street Journal dan publikasi lainnya.

Salah satu laporan yang paling disorot adalah perusahaan yang mengetahui platfrom Instagram dapat merusak kesehatan mental remaja.

"Pandangan saya, apa yang kami lihat adalah upaya terkoordinasi untuk secara selektif menggunakan dokumen yang bocor untuk menggambarkan gambaran tidak benar tentang perusahaan kami," kata Zuckerberg setelah laporan pendapatan kuartalan perusahaan awal pekan ini.

Beberapa dokumen yang dirilis menunjukkan bahwa jumlah pengguna remaja pada platform Facebook di AS telah menurun 13 persen sejak 2019, dengan proyeksi penurunan 45 persen selama dua tahun ke depan, menurut The Verge.

Selain itu, peneliti Facebook menemukan bahwa perusahaan tidak menyarankan orang yang lahir setelah tahun 2000 untuk bergabung dengan jejaring sosial sampai mereka berusia 24 atau 25 tahun, menurut laporan Bloomberg.

Facebook membahas isu tersebut dalam laporan pendapatannya.

Di sisi lain, perusahaan mengatakan akan mulai memberikan fitur di Instagram dan Facebook yang menampilkan lebih banyak video dari produk Reels dalam upaya untuk menarik pengguna muda.

Zuckerberg mengatakan perusahaan akan mencoba membuat semua layanannya menarik generasi muda, tetapi dia mengakui bahwa "pergeseran ini akan memakan waktu bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan, untuk sepenuhnya dijalankan."