Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai perwakilan dari Indonesia hadir dalam acara puncak G20 di Roma, Italia. Acara tersebut membuat Kota Roma, Italia sibuk sehingga membuat lalu lintas macet.
Hal ini pun menimpa Sri Mulyani saat berkendara di Roma. Dia pun memutuskan untuk berhenti dan jalan sejenak mengelilingi kota sambil melihat bangunan bersejarah.
Baca Juga
“Dengan hadirnya berbagai kepala negara G20, lalu lintas sering berhenti dan macet. Sementara, turis juga sangat ramai mengunjungi berbagai destinasi bangunan indah dan bersejarah di kota Roma,” tulis Sri Mulyani dalam unggahan di akun resmi Instagram-nya @smindrawati, Senin (1/11/2021).
Advertisement
Imbas macet, Sri Mulyani memutuskan berjalan kaki menuju hotel ditemani LO bernama Carla. Dia seorang lulusan sekolah hubungan internasional yang sedang magang di Kementrian Luar Negeri.
"Sambil berjalan kaki, saya menikmati kota Roma berbaur dengan para turis dan melihat beberapa tempat bersejarah dan indah seperti :Fontana di Trevi, Piazza Navona," kata Sri Mulyani.
Kepada Sri Mulyani, Carla bercerita mengenai sejarah Fountain yang dibangun 1760. Di mana cerita menarik, jika arsitek yang membangun tempat tersebut terus menerus dikritik oleh tukang potong rambut (barber) yang berlokasi di depan Fountain tersebut.
"Arsitek tersebut memutuskan untuk membangun pot bunga besar di depan Fountain- menghadap tempat tukang cukur rambut sehingga dia tidak bisa lagi melihat air mancur lagi dan tidak lagi perlu berkomentar mengenainya," tambah dia.
Kemacetan lalu lintas disebut memberikan manfaat bagi Sri Mulyani untuk jalan kaki dan menikmati sedikit kota Roma.
Sri Mulyani seringkali membagikan cerita-cerita yang disisipkan dengan edukasi sejarah di setiap negara yang dikunjungi.
Sejarah tersebut dianggap sebagai sesuatu yang dapat membuat diri jauh lebih mengenal dalam daerah yang dikunjungi.
“Kemacetan lalu lintas memberikan manfaat untuk jalan kaki dan menikmati sedikit Kota Roma,” tutup Sri Mulyani.
Pertukaran Gagasan Antar Negara
Acara G20 Joint Finance⎼Health Talk Force tengah dilaksanakan pada Jumat, 29 Oktober 2021. Pertemuan tersebut membahas tentang kerja sama global, membangun relasi antar menteri keuangan dan kesehatan, dan pertukaran gagasan lainnya.
Kemudian, diskusi mengenai pemerataan vaksin di seluruh dunia juga dilakukan. Negara-negara maju dianggap memiliki akses yang lebih mudah karena dapat mencapai 70 persen herd immunity dari keseluruhan populasi.
Sementara itu, untuk negara miskin masih sekitar 6 persen dari populasi untuk dapat mengakses vaksin. Faktor yang melatarbelakangi hal tersebut antara lain, minimnya anggaran, teknologi dan akses vaksin yang tidak memadai.
Oleh karena itu, penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah dari pelaksanaan G20 di 2022 mendatang diharapkan dapat memberikan upaya dan solusi yang lebih efektif bagi global dalam mencegah krisis kemanusiaan, ekonomi, dan keuangan.
“Kerja sama dan kolaborasi global adalah keharusan dan syarat mutlak menghadapi ancaman bersama bagi umat manusia di dunia, seperti pandemi dan perubahan iklim,” tulis Sri Mulyani, melansir dari akun Facebook miliknya, Minggu (30/10/2021).
Reporter: Caroline Saskia
Advertisement