Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian dunia sempat mengalami kemunduran selama pandemi COVID-19. Ada 37,2 juta orang di AS hidup di bawah kemiskinan pada 2020. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 3,3 juta orang dari tahun sebelumnya.
Sebaliknya, 98 orang di AS justru masuk dalam daftar miliarder dunia yang dirilis oleh Forbes. Diketahui sebanyak 493 pendatang baru mendapatkan status miliarder secara global sejak awal pandemi.
Baca Juga
Melansir dari Insider, Selasa (2/11/2021), dari 2.755 miliarder dunia, sebanyak 724 miliarder AS memiliki kekayaan mencapai USD 4,4 triliun (Rp 62.647 triliun). Kekayaan ini lebih banyak USD 2 triliun (Rp 28.473 triliun) dibandingkan tahun lalu.
Advertisement
Beberapa pendatang baru dalam daftar miliarder tersebut di antaranya bintang reality show Kim Kardashian, pembuat film Tyler Perry, penyanyi pop dan pengusaha Rihanna, CEO Apple Tim Cook, pemilik kasino Miriam Adelson, hingga CEO Moderna Stéphane Bancel.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pajak Miliarder
Administrasi Biden menemukan 400 miliarder membayar sekitar 8 persen pajak pendapatan individu federal antara 2010 dan 2018. Persentase ini lebih rendah dibandingkan dari rata-rata pajak yang dibayarkan pekerja keluarga.
Oleh karena itu, anggota parlemen Demokrat mengusulkan adanya pemberian pajak miliarder, Akan tetapi, dengan cepat upaya tersebut dibatalkan.
Mantan Menteri Tenaga Kerja AS sekaligus Profesor di Universitas California Berkeley, Robert Reich berkata, "Bagi seorang pekerja biasa dibutuhkan lebih dari 800 ribu tahun untuk mendapatkan apa yang dibuat Elon Musk. Namun, Musk memperingatkan bahwa pajak miliarder pada akhirnya akan menaikkan pajak orang lain?”
Reich mengacu pada pertumbuhan kekayaan CEO Tesla itu, setelah perusahaannya mencapai kapitalisasi pasar USD 1 triliun (Rp 14.241 triliun) sehari sebelumnya.
Reporter: Shania
Advertisement