Sukses

Mengenal Apa G20 hingga Beragam Peran 20 Negara Anggotanya

Seiring hal tersebut, selama ini G20 juga ternyata memiliki peran nyata di berbagai aspek. Salah satunya terkait penanganan krisis keuangan global pada 2008.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang atau anggota masyarakat di Indonesia mungkin belum mengetahui apa G20 itu. Padahal, Perdana Menteri Italia telah menyerahkan tongkat estafet Presidensi G20 kepada Presiden Joko Widodo. Penyerahan posisi ini berlangsung pada 31 Oktober 2021 di La Nuvola, Roma, Italia.

Dengan begitu, secara resmi dan perdana Indonesia menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan Presidensi G20 pada 2022 mendatang.

Karenanya berikut ini beberapa hal tentang G20 seperti yang dirangkum Liputan6.com dari pemaparan Bank Indonesia bertajuk Menuju Presidensi G20, Selasa (2/11/2021).

G20 atau Group of Twenty adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 20 negara utama dan Uni Eropa (UE).

Forum ini merupakan gabungan antara negara dengan kelas pendapatan menengah hingga tinggi dan negara berkembang hingga maju.

Di samping itu, diadakannya forum terlebih yang melibatkan banyak negara sudah pasti memiliki tujuan. Begitu pun dengan G20 ini.

Pelaksanaan G20 ini bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat. Tak hanya itu, tetapi juga mampu berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Karenanya, di dalam forum tersebut nantinya akan mempresentasikan beragam hal. Beberapa di antaranya, seperti 60 persen tentang populasi bumi, 75 persen tentang perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia. Sebanyak 20 negara akan mendiskusikan hal tersebut dalam G20.

 

 

2 dari 3 halaman

Punya Peran Nyata

Seiring hal tersebut, selama ini G20 juga ternyata memiliki peran nyata di berbagai aspek. Salah satunya terkait penanganan krisis keuangan global pada 2008. Itu merupakan kesuksesan terbesar dari pelaksanaan G20.

Lebih lanjut, berikut ini beberapa peran nyata dari adanya G20 yang sudah pernah diadakan sebelumnya.

1. Penanganan Krisi Keuangan Global 2008

Saat itu G20 turut mengubah tata kelola keuangan global dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi. Selain itu, juga mampu mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF serta development banks utama.

Lantaran itu, G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan serta mendorong reformasi penting di bidang finansial.

 

2. Kebijakan Pajak

Tak hanya itu, G20 juga memiliki kebijakan pajak yang telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. Karenanya pada 2012, G20 telah menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) yang kemudian difinalisasikan pada 2015.

Berkat hal tersebut, hingga saat ini terdapat 139 negara dan jurisdiksi yang bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.

  

3. Kontribusi dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Semasa pandemi yang melanda hampir seluruh negara di dunia, G20 juga begitu berperan karena kontribusinya terhadap penanganan Covid-19. Inisiatif yang dilakukan dalam penanganan tersebut mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri dari negara berpenghasilan rendah, injeksi penanganan Covid-19 sebanyak > 5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan atau penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat kesehatan, hingga obat-obatan.

  

4. Isu Lainnya

Ada pula peran G20 lainnya itu terkait isu internasional yang ada. Di dalamnya termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan.

Misalnya pada 2016 lalu, G20 menerapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional. Selain itu, juga mendukung gerakan politis yang kemudian berujung pada Paris Agreement on Climate Change di 2015 dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.

 

 

3 dari 3 halaman

Anggota G20

Seperti namanya G20 yang memiliki kepanjangan Group of Twenty, sudah pasti anggota yang tergabung dalam forum ini pun berjumlah 20 negara. Dari 20 negara tersebut, ada 10 negara berasal dari negara maju dan 10 negara dari negara berkembang.

Adapun rincian 20 negara tersebut antara lain sebagai berikut.

Negara Maju

1. Amerika Serikat

2. Australia

3. Inggris

4. Italia

5. Jepang

6. Jerman

7. Kanada

8. Korea Selatan

9. Perancir

10. Uni Eropa

 

Negara Berkembang

11. Afrika Selatan

12. Argentina

13. Arab Saudi

14. Brazil

15. India

16. Indonesia

17. Meksiko

18. Rusia

19. Tiongkok

20. Turki

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati