Liputan6.com, Jakarta - Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sarjito melaporkan, pihak perbankan berhasil membukukan 2.008.165 pembukaan rekening baru selama Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2021 yang berlangsung dari tanggal 1-31 Oktober 2021. Ajang tersebut rutin diselenggarakan sejak tahun 2016 lalu.
"Pada kesempatan yang baik ini kami laporkan, hasil capaian transaksi produk layanan jasa keuangan selama Bulan Inklusi Keuangan untuk industri perbankan terdapat pembukaan 2.008.165 rekening baru," tuturnya dalam acara Penutupan Bulan Inklusi Keuangan 2021, Selasa (2/11).
Baca Juga
Selain itu, OJK mencatat penyaluran kredit atau pembiayaan selama BIK tahun ini menjangkau 168.370 debitur. Penyaluran kredit ini dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional dan pembiayaan UMKM.
Advertisement
"Sedangkan untuk perasuransian, pembukaan vonis asuransi selama BIK sebanyak 93.683 polis. Sementara dengan pasar modal terdapat embukaan rekening sebanyak 330.000," terangnya.
Sarjito berharap, dengan adanya penambahan penggunaan berbagai layanan produk keuangan tersebut bisa mengejar target inklusi keuangan 90 persen pada 2024 mendatang. Sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menitip pesan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mampu mengejar target inklusi keuangan Indonesia di 2024 mendatang. Seperti diketahui, Jokowi menargetkan indeks inklusi keuangan Indonesia harus mencapai 90 persen di 2024.
"Saya titip kepada OJK dan para pelaku usaha dalam ekosistem ini untuk memastikan inklusi keuangan yang kita kejar," ujarnya dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Literasi Keuangan
Dia menerangkan, penting bagi Indonesia untuk mencapai target literasi keuangan yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk mendorong literasi keuangan yang dipadukan dengan literasi digital.
"Agar kemajuan inovasi keuangan digital memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inkusi," terangnya.
Selain itu, peningkatan inklusi keuangan disertai literasi keuangan juga diyakini akan mempermudah akses keuangan bagi masyarakat. Khususnya masyarakat lapisan menengah ke bawah. "Ini menjadi solusi untuk menekan ketimpangan sosial dan menjangkau segmen masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan konvensional," tutupnya.
Advertisement