Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa ekonomi ASEAN, yang telah diguncang pandemi COVID-19 selama hampir dua tahun telah menunjukkan ketahanan yang relatif tinggi.
"Ekonomi ASEAN diproyeksikan tumbuh lebih dari 3 persen tahun ini dan 5 persen pada 2022, menurut Asian Development Bank," kata Mahendra, dalam acara virtual 7th ASEAN Marketing Summit pada Kamis (4/11/2021).
Baca Juga
Namun, menurut Mahendra, kemampuan ASEAN untuk mengatasi tantangan akan tergantung pada kerjasama dan kolaborasi dalam memajukan kerangka pemulihan komprehensif ASEAN.
Advertisement
"Kita juga membutuhkan partisipasi dari semua pemangku kepentingan termasuk sektor swasta," ujar Mahendra.
Dikatakannya juga bahwa transformasi digital merupakan dorongan utama menuju integrasi ekonomi ASEAN.
Hal itu dikarenakan internat yang saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok untuk aktivitas sehari-hari, di tambah lagi pada masa pandemi, ketika permintaan produk digital meningkat.
"ASEAN adalah wilayah dengan pertumbuhan pengguna internet tertinggi, dengan potensi digital ekonomi yang sangat besar," kata Mahendra.
Selama pandemi COVID-19, Mahendra mengungkapkan, ekonomi digital ASEAN tumbuh lebih dari USD 100 juta pada tahun 2020 dan akan terus tumbuh USD 210 miliar pada tahun 2025.
"Ekonomi digital di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai USD 125 miliar pada 2025, sekitar 40 persen dari total ekonomi digital ASEAN," imbuhnya.
"Oleh karena itu, transformasi digital sangat penting dalam agenda integrasi ekonomi ASEAN," tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Presidensi G20 Jadi Momentum Indonesia Akselerasi Ekonomi Digital
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, dalam Presidensi G20 mendatang, dunia usaha Indonesia seharusnya melihat peluang tersebut karena ekonomi digital menjadi bagian dari efisiensi dan percepatan dari pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu dia menegaskan, Indonesia akan ikut serta mendorong perkembangan ekonomi digital dalam skala global.
“Digital ekonomi di Indonesia dari size-nya adalah salah satu yang terbesar, di Asia Tenggara kita juga salah satu terbesar. Dari segi daya saing, jelas kita sudah menghasilkan beberapa unicorn. Inilah daya saing yang akan kita dorong dan kita juga harapkan untuk dunia usaha yang bisa dimanfaatkan,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dikutip dari laman kemenkeu.go.id, Rabu (3/11/2021).
Sebagai pemimpin, Pemerintah akan memanfaatkan peluang-peluang yang memang akan cukup terbuka luas bagi perekonomian Indonesia untuk bekerja dan berperan cukup besar dalam mengembangkan ekonomi digital dengan potensi kita sendiri, dengan pasar yang sangat besar.
Menurutnya, melihat perkembangan digitalisasi perekonomian yang terjadi sangat cepat dalam kurun waktu dua tahun ini akibat pandemi COVID-19, Indonesia ingin menjadi bagian dari yang menciptakan tatanan tersebut.
“Kita tahu bahwa persaingan ini akan semakin kuat. Tetapi justru persaingan ke arah digitalisasi ini yang harus kita tidak mau ketinggalan. Dan dalam konteks ini, kita mau juga menjadi bagian dari yang menciptakan tatanan tersebut,” ujarnya.
Advertisement