Sukses

Banyak Laporan Kecurangan Seleksi CASN 2021, BKN Investigasi Internal

Bersama tim Panselnas, BKN terus memperbaiki sistem, terutama dalam tahapan seleksi lanjutan CASN 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kepegawaian Negara (BKN) akan melakukan investigasi terhadap laporan atau aduan masyarakat terhadap kecurangan dalam proses rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN)  2021.

Plt Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana menjelaskan, investigasi tidak hanya dilakukan kepad apihak liar tetapi juga di dalam lingkungan internal BKN.

"Bahwa akan ada pula investigasi untuk internal BKN sendiri," kata dia di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Bersama tim Panselnas, BKN terus memperbaiki sistem, terutama dalam tahapan seleksi lanjutan atau seleksi Kompetensi Bidang (SKB) CPNS 2021. Hal ini karena kecurangan yang dilakukan sudah semakin canggih.

Jika sebelumnya hanya sebatas joki tetapi dalam kecurangan di tahun ini sudah mencoba menembus sistem komputer atau secara digital.

Bima melanjutkan, BKN secara transparan dan real time mengumumkan hasil seleksi CPNS. Langkah yang dijalankan oleh BKN ini membuat semakin banyak aduan yang dilaporkan.

Oleh sebab itu, BKN pun menjalankan investigasi forensik. Dalam hal ini BKN tidak tidak hanya mengandalkan pengaduan saja, tapi artificial intelligence untuk melihatketidakwajaran proses seleksi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Diminati Generasi Muda

Di sisi lain Bima mengatakan profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) sampai saat ini masih menjadi profesi yang banyak diminati oleh generasi muda, terutama generasi muda di daerah. Menanggapi kondisi realita tersebut, Bima mengungkapkan, bahwa pandangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih dipandang sebagai profesi yang dihormati. Profesi ini tidak hanya mengejar kesejahteraan, tapi dari sisi gengsi yang pada akhirnya menjadi mahal.

“Sebetulnya jumlah orang yang ingin menjadi ASN ini tidak boleh terlalu banyak. Mengapa demikian, karena ASN ini bukan sektor produktif, ia tidak menghasilkan atau tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” terang Bima.

Dia juga menjelaskan bahwa profesi ASN sebetulnya bukan lapangan kerja, tapi profesi untuk mengelola Negara. Namin tidak bisa dipungkiri saat ini masih ada perbedaan cara pandang masyarakat kepada ASN dan pegawai swasta dan kini masih banyak orang yang menginginkan bekerja menjadi ASN. Namun lain halnya di beberapa negara maju, PNS dengan swasta itu hampir tidak ada bedanya.

Bima juga tidak menampik akan maraknya oknum-oknum yang memanfaatkan masyarakat untuk menjadi ASN dengan cara yang tidak sesuai sistem. “Sekarang ini dengan semakin ketatnya proses seleksi oleh sistem rekrutmen ASN, calo menjadi lebih terorganisasi,” ungkapnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com