Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mencatat, jumlah pedagang (merchant) yang menjadi pengguna QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat transaksi pembayaran sebanyak 12,1 juta hingga awal November 2021. Adapun nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp 7,6 triliun.
"Sekarang (pengguna QRIS) 12,1 juta merchant. Sementara transaksinya sudah Ro7,6 triliun. Luar biasa sekali, ini seluruh Indonesia," terangnya kepada wartawan usai menghadiri acara Kickoff Pasar dan Pusat Perbelanjaan Siap QRIS di Manado, Jumat (5/11).
Baca Juga
Sugeng menyampaikan, tren positif penggunaan QRIS ini juga terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Di mana jumlah merchant pengguna pembayaran nontunai itu telah melebihi target yang ditetapkan.
Advertisement
"Ternyata di Manado targetnya sudah melebihi 30 persen dari target. Jadi, sudah 130 persen," ungkapnya.
Oleh karena itu, Bank Indonesia berkomitmen untuk memperluas cakupan pemanfaatan QRIS di berbagai wilayah Indonesia. Termasuk pasar tradisional sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat di daerah.
"Karena ibu-ibu (pedagang pasar) tadi sudah bisa pakai. Kita harapkan program QRIS akan diimplementasikan di seluruh Indonesia," tutupnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jumlah Merchant yang Gunakan QRIS Tembus 12 Juta
Peningkatan akseptasi penyediaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat transaksi merchant terus meningkat. Pada 1 November 2021, jumlah merchant QRIS telah menembus angka 12 juta.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan akhir tahun 2020 sebesar 5,8 juta merchant, atau melebihi target perluasan QRIS yang telah dicanangkan Bank Indonesia bersama Industri pada Februari 2021.
"QRIS telah digunakan mulai dari pedagang mikro, kecil, menengah, dan besar, pada berbagai sektor usaha, serta juga digunakan untuk donasi sosial keagamaan di seluruh provinsi dan kabupaten," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (2/11/2021).
Sejak diimplementasikan di 1 Januari 2020, BI terus memperkuat kebijakan QRIS untuk mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien, serta mendukung program Pemerintah melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata Indonesia (GBWI).
Perry melanjutkan, penerapan pembayaran nirsentuh QRIS untuk transaksi pembayaran di berbagai sektor, terbukti memberikan banyak manfaat, diantaranya mendorong efisiensi perekonomian, mempercepat keuangan inklusif, mengurangi risiko penularan Covid-19, bahkan memajukan UMKM.
Ke depan, penggunaan yang lebih intens serta dukungan seluruh pihak termasuk masyarakat akan semakin mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. Pencapaian ini tak lepas dari dukungan dan sinergi berbagai pihak, khususnya Pemerintah Pusat dan Daerah, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), dan seluruh elemen masyarakat.
Kolaborasi segitiga (triangle collaboration) antara BI, Pemerintah, dan industri, baik di tingkat pusat maupun daerah, akan semakin diperkuat.
Advertisement