Sukses

Isu Strategis Finance Track Pada KTT G20, Apa Saja?

Kerangka agenda tersebut terbagi menjadi lima bagian. Adapun rinciannya antara lain sebagai berikut.

Liputan6.com, Jakarta Presidensi G20 Indonesia yang bertajuk Recover Together, Recover Stronger memiliki beragam isu strategis yang akan dibahas. Salah satunya isu yang berada di jalur keuangan atau Finance Track.

Mengingatkan kembali, Finance Track dalam G20 ini merupakan pertemuan yang fokus pembahasannya membicarakan soal ekonomi hingga keuangan.

Selain itu, pertemuan tersebut akan dihadiri oleh menteri keuangan beserta gubernur bank sentral dari masing-masing negara anggota.

Sementara itu, di dalam jalur Finance Track tersebut juga terdapat kelompok kerja atau working group yang akan membahas beragam isu strategis.

Dikutip dari hasil pemaparan Bank Indonesia yang berjudul Menuju Presidensi G20, Minggu (7/11/2021), Indonesia sengaja mengambil tema Recover Together, Recover Stronger yang tentu ada maksudnya. Tema tersebut berkaitan untuk meningkatkan ekonomi global yang lebih produktif dan seimbang di era baru saat ini.

Selain itu, tema tersebut juga diharapkan bisa membawa stabilitas sistem keuangan dan moneter menjadi lebih kuat lagi. Bahkan juga mampu meningkatkan kesetaraan dan kesinambungan yang lebih luas.

Dalam tujuannya itu, Indonesia akhirnya membuat tiga pilar utama. Keitga pilar tersebut yang menjadi dasar dari agenda diskusi khususnya pada Finance Track.

Hal tersebut sebelumnya telah disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Suminto. Dia menjelaskan apa saja pilar-pilar tersebut.

“Pertama adalah meningkatkan produktivitas, kedua meningkatkan daya tahan dan stabilitas ekonomi dan keuangan, dan ketiga adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," jelasnya kepada Liputan6.com.

Lebih lanjut dibahas dalam pemaparan Bank Indonesia, meningkatkan produktivitas termasuk di dalamnya mendorong pemulihan yang merata serta meingkatkan efisiensi sektor ekonomi.

Sementara itu, adapula dasar untuk meningkatkan ketahanan dan stabilitas, itu termasuk mendorong stabilitas system keuangan dan makroekonomi.

Dari pembahasan tersebut diharapkan dapat menghasilkan nilai inti dari negara G20 supaya bisa menjadi pemimpin kolektif global yang lebih kuat. Tentunya dengan mengedepankan digitalisasi seperti yang sedang tren saat ini. 

2 dari 2 halaman

Kerangka Agenda Finance Track

Di dalam pemaparan Bank Indonesia tersebut juga dijelaskan secara rinci apa saja kerangka agenda yang dilakukan pada pertemuan jalur Finance Track ini.

Pertemuan tersebut tentunya akan mengembangkan agenda-agenda yang relevan secara global. Mengingat anggota dari G20 ini berasal dari 20 negara.

Kerangka agenda tersebut terbagi menjadi lima bagian. Adapun rinciannya antara lain sebagai berikut.

1. Strategi lingkungan global

- Pandemi Covid-19

- Perubahan iklim dan bencana alam

- Digitalisasi

- Globalisasi

- Nilai global dan mata uang

 

2. Agenda negara dan kebijakan saat ini

a. Agenda negara

- Penyusutan ekonomi

- Meningkatnya Ketidakpastian

- Pandemi berkepanjangan

- Pemulihan yang tidak merata

- Gangguan stabilitas keuangan

- Meningkatnya ketimpangan

- Produktivitas menurun

- Votalitas aliran modal

- Rendahnya investasi

- Rantai pasokan terganggu

b. Kebijakan saat ini

- Memastikan kesehatan global

- Mendorong lingkungan yang kondusif guna pertumbuhan investasi

- Menjaga stabilitas keuangan global

- Mendorong perekonomian

- Memanfaatkan peluang dengan layanan keuangan digital

- Agenda hijau

 

3. Pengembangan proyek di tahun 2022

- Pemulihan yang tidak selaras (asinkron)

- Scarring effect

- Arus modal

- Kondisi keuangan global

- Risiko transisi (iklim)

- Peningkatan digitalisasi

 

4. Tantangan dan kebijakan

a. Recover Together

- Mendorong pemulihan yang merata

- Meningkatkan stabilitas sistem keuangan

b. Recover Stronger

- Meningkatkan efektivitas ekonomi

- Meningkatkan inklusi ekonomi

- Memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan

 

5. Agenda prioritas jalur keuangan

- Strategi untuk mendukung pemulihan

- Mengatasi scaring effect untuk pertumbuhan masa depan

- Sistem pembayaran di era digital

- Keuangan berkelanjutan

- Inklusi keuangan digital dan pembiayaan UKM

- Perpajakan internasional

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati