Sukses

Ngebut, Penyaluran Pembiayaan Fintech Capai Rp 249 Triliun hingga Agustus 2021

Aftech memprediksi industri fintech akan terus tumbuh positif kedepannya. Mengingat, masih banyaknya peluang pasar yang belum tergarap.

Liputan6.com, Jakarta - Penyaluran pembiayaan yang telah dilakukan oleh perusahaan financial technology (fintech) peer-to-peer lending telah menyentuh Rp 249 triliun hingga akhir Agustus 2021. Jumlah ini akan terus berkembang ke depannya melihat akselerasi teknologi digital di Indonesia. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Budi Gandasoebrata menjelaskan, penyaluran pembiayaan atau punjaman hingga akhir Agsutus tersebut diberikan kepada 68 juta nasabah atau penerima.

"Nah, kalau penyaluran pinjaman (fintech) sudah mencapai Rp 249 triliun kepada 68 juta penerima. Itu dengan jumlah transaksi mencapai 469 juta," terangnya dalam Media Briefing Bulan Fintech Nasional (BFN), Senin (8/11/2021).

Ada banyak alasan mengapa penyaluran pembiayaan oleh fintech ini bisa cukup kencang. Pertama adalah peningkatan jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia. Untuk diketahui, penyaluran pembiayaan oleh fintech lending ini hanya membutuhkan smartphone dan juga nomor rekening.  

"Selain itu, juga karena media sosial yang tumbuh dengan cepat," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Digitalisasi

Budi menambahkan, peningkatan realisasi penyaluran pinjaman juga dipicu oleh akselerasi digitalisasi di masa pandemi Covid-19. Khususnya di sektor jasa keuangan.

"Dengan pandemi ini kan orang-orang juga dengan terpaksa tidak bisa beraktivitas di luar. Sehingga, adopsi digitalisasi instrumen pembayaran jadi terakselerasi," bebernya.

Untuk itu, pihaknya memprediksi industri fintech akan terus tumbuh positif kedepannya. Mengingat, masih banyaknya peluang pasar yang belum tergarap.

"Apalagi penduduk di Indonesia yang usia produktif cukup tinggi. Ini juga di dukung dengan regulasi yang kondusif dan investasi yang terus meningkat," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.