Liputan6.com, Jakarta Asuransi jadi makin popular beberapa waktu belakangan ini, apalagi, kondisi pandemi turut serta mendorong peningkatan masyarakat mengenai kesadaran mengambil asuransi. Belakangan, banyak perusahaan penyedia asuransi turut mendorong literasi asuransi bisa mencapai berbagai macam lapisan masyarakat.
Salah satu yang digenjot adalah usia muda milenial yang digadang jadi kategori usia paling tepat untuk mulai mengambil asuransi. Kendati begitu, masih muncul pertanyaan di usia muda, asuransi mana yang perlu diambil, asuransi jiwa atau asuransi kesehatan?
Baca Juga
Hal ini dijawab tuntas oleh Agency Program Head Allianz Life Indonesia, Aditya Sumirat dalam kesempatan webinar Life and Health Insurance 101, Allianz Life iNdonesia. ia membeberkan kiat mengambil asuransi serta yang paling tepat diambil oleh kaum muda.
Advertisement
Adit menyebutkan bahwa untuk asuransi, sebaiknya mengambil keduanya, yakni asuransi jiwa dan asuransi kesehatan sekaligus. Pasalnya, kata dia, dua hal ini memiliki lingkup yang cukup berbeda. Jika pada asuransi jiwa, penjaminan akan diberikan ketika pemilik polis telah tutup usia atau meninggal.
Sementara untuk asuransi kesehatan, itu jumlah tanggungan akan di cover oleh penyedia asuransi sesuai dengan risiko yang diterima oleh pemegang polis. Artinya, ketika seorang pemegang polis mengalami sakit yang perlu perawatan, biaya perawatan akan ditanggung oleh penyedia asuransi sesuai dengan perjanjian yang telah dilakukan.
“Saya rasa untuk mengambil asuransi secara umum sebetulnya sebaiknya dua-duanya diambil ya, baik asuransi jiwa maupun kesehatan,” katanya dalam sesi webinar, Senin (8/11/202).
Sementara itu, ia menyarankan bagi kaum muda untuk segera mengambil asuransi kesehatan. Kata dia, hal ini yang lebih perlu diprioritaskan sejak usia muda.
“Muda ini, saran saya, perlu asuransi kesehatan prioritaskan punya kesehatan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Head of Health Product Marketing and Service Development Allianz Life Indonesia, Sukarno menyebut, usia muda jadi salah satu yang direkomendasikan untuk mengambil asuransi kesehatan.
Selain itu, ada faktor lainnya seperti telah memiliki penghasilan dan masih dalam keadaan sehat. Tujuannya, agar mampu banyak meng-cover berbagai macam risiko kesehatan.
“Jadi ada waktu yang direkomendasikan, masih sehat, belum ada sakit-sakit yang serius dan parah, kondisi sehat dan usia muda, sehingga profil risiko lebih rendah,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sesuai Kebutuhan
Ia menambahkan dalam mengambil asuransi dikembalikan pada kondisi kebutuhan yang dimiliki calon nasabah. Sehingga bisa disesuaikan dengan kemampuan saat masih muda. Selain itu, dengan kondisi yang masih muda juga membuka peluang yang besar untuk kedepannya.
“Jadi usia muda kan kalau asuransi kesehatan itu, kita gak tau ya kapan bisa sakit, nah ini penting, apalagi banyak profil risiko yang ditanggung. Keuntungan lainnya juga bisa kedepannya ditengah jalan untuk upgrade asuransi, misal dengan pendapatan yang sudah bertambah atau adanya kebutuhan tambahan,” tuturnya.
Ia juga menambahkan, profil asuransi diluar BPJS Kesehatan yang dijamin pemerintah perlu untuk dilakukan. Namun, ia mengatakan hal ini menimbang kembali kebutuhan dari calon nasabah. Secara umum, ia membedakan ada jenis asuransi yang dibatasi jenjang pelayanannya sebagaimana yang ada pada BPJS Kesehatan.
“Dengan itu (BPJS Kesehatan) kan kita diminta untuk bertahap ya pelayanannya, jadi mulai dari klinik atau puskesmas dulu, lalu baru meningkat ke spesialis, dan jaringan yang dimanfaatkannya juga jaringan pemerintah,” kata dia.
Sementara itu, untuk asuransi swasta, biasanya memiliki jejaring sendiri dengan rumah sakit swasta. Sehingga keuntungan lebihnya, bisa langsung mengakses layanan di tingkat rumah sakit jejaring penyedia asuransi swasta tersebut.
“Karena setiap individu ini memmiliki profil risiko yang berbeda, kemudian juga dengan adanya kenyamanan pelayanan yang disajikan oleh platform asuransi swasta, jadi ada pilihan kenyamanan layanan,” kata dia.
Lebih lanjut, Sukarno menjawab tudingan bahwa asuransi kesehatan dipandang mahal di masyarakat. Bahwa ia menilai, hal itu masih pada tahapan relatif di masyarakat. Ia mengatakan, dalam memilih asuransi dikembalikan pada besaran pertanggungan dan premi yang dibayarkan.
Pada hal ini mengacu pada kebutuhan calon nasabah yang akan mengambil asuransi. “semakin besar dan tinggi premi asuransinya, akan berpengaruh, misal produk asuransi dasar itu menjamin rawat inap, tapi saya ingin lingkup pertanggungan lebih lagi, misal tambah manfaat rawat gigi, ini tentu ada tambahan biaya lagi,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa langkah pentingnya calon nasabah perlu menyesuaikan kebutuhannya terlebih dahulu. Sehingga bisa menentukan alokasi besaran biaya yang dikeluarkan untuk asuransi kesehatan.
“kalau sudah mencari informasi, akan ada formasi, berapa sih plan yang dikehendaki,” kata dia.
Pada tahap ini, calon nasabah akan diajak untuk melihat skenario atau proposal asuransi kesehatan yang sesuai dengan kemampuan premi yang dibayarkan sebelum melakukan transaksi pengajuan asuransi.
Advertisement