Sukses

Hari Pahlawan 10 November: Mengenal 8 Pahlawan di Uang Rupiah Emisi 2022

Selain memperingati Hari Pahlawan 10 November, Indonesia juga menampilkan wajah pahlawan di mata uang rupiah.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali memperingati 10 November 2021 sebagai Hari Pahlawan. Momen ini diadakan untuk mengingat jasa para pahlawan.

Keberadaan para pahlawan juga tergambar pada beberapa mata uang Rupiah. Ini agar keberadaan mereka tidak terlupakan rakyat Indonesia.

Terkait rupiah, Bank Indonesia akan kembali menerbitkan uang rupiah emisi 2022. Emisi baru ini adalah cetakan uang rupiah baru namun untuk desain dan emisi tak berubah.

Adapun nominal uang yang dikeluarkan dalam bentuk uang kertas pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000 dengan tetap mempertahankan gambar Pahlawan Nasional pada uang Rupiah kertas tahun emisi 2016.

Terkait pencetakan uang rupiah emisi 2022 ini, Menteri Sosial (MensosTri Rismaharini atau Risma telah mengunjungi 8 ahli waris Pahlawan Nasional. Kedatangannya guna meminta izin penggunaan gambar Pahlawan Nasional di uang rupiah emisi 2022.

Kedelapan keluarga Pahlawan Nasional tersebut, yakni Soekarno, Mohammad Hatta, Raden Djuanda Kartawidjaya, Cut Meutia, Mohammad Husni Thamrin, KH Idham Chalid, Frans Kasiepo, dan GSSJ Ratulangi.

“Kami memohon kepada keluarga Pahlawan Nasional untuk diizinkan menggunakan gambar mereka di uang rupiah,” ujar Mensos Risma didampingi Dirjen Pemberdayaan Sosial Edi Suharto di kediaman keluarga Presiden Soekarno di Jakarta, Jumat (8/10/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 8 halaman

1. Soekarno dan Mohammad Hatta

Siapa tak kenal Bung Karno dan Bung Hatta. Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia.

Keduanya dilantik pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). 

Mereka juga dikenal sebagai Bapak Proklamator Indonesia. Keduanya kemudian mendapatkan gelar pahlawan pada 1986. Wajah Bung Karno dan Bung Hatta kini terukir dalam lembaran Rp 100 ribu.

 

[ Baca Juga: Artis Indonesia Berdarah Pahlawan ]

3 dari 8 halaman

2. Djuanda Kartawidjaja

Pada 28 September 1945, Djuanda memimpin para pemuda untuk merebut dan mengambil alih Jawatan Kereta Api dari Jepang setelah Indonesia Merdeka.

Bahkan, berhasil menguasai Jawatan Pertambangan, karesidenan, dan objek-objek militer di Bandung bagian utara.

Atas perjuangannya tersebut, pemerintah kemudian mengangkat Djuanda menjadi Kepala Jawatan Kereta Api wilayah Jawa dan Madura.

Ia juga pernah menjadi Menteri Perhubungan, Menteri Perairan, Menteri Kemakmuran dan Keuangan dan juga Menteri Pertahanan. Bahkan pernah menjadi perdana menteri pada tahun 1959.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI No.224/1963, ia diangkat menjadi tokoh nasional, dan saat ini Djuanda juga digambarkan pada uang Rp 50.000.

4 dari 8 halaman

3. Sam Ratulangi

Dr. GSSJ Ratulangi, lebih terkenal dengan sebutan Sam Ratulangi. Dia dikenal sebagai pahlawan di bidang pendidikan.

Pahlawan asal Minahasa ini berjuang agar semua rakyat Indonesia mendapat pendidikan yang baik. Selain itu, ia juga seorang politikus, guru dan juga jurnalis.

Setelah Indonesia merdeka, Sam Ratulangi diangkat menjadi gubernur pertama Sulawesi Utara. Pada bulan Agustus 1961, Ratulangi secara anumerta dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Soekarno.

Dia juga menerima secara anumerta Bintang Gerilya pada tahun 1958, Bintang Mahaputra Adipradana pada tahun 1960, dan Bintang Satyalancana pada tahun 1961. Kini gambar pahlawan ini terukir pada lembaran uang Rp 20.000.

5 dari 8 halaman

4. Frans Kaisiepo

Frans Kaisiepo merupakan pahlawan dari Papua dan seseorang yang aktif melawan Belanda. Frans juga termasuk orang Papua pertama yang mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di tanah Papua.

Semasa hidup dia pernah menjabat sebagai Gubernur Provinsi Papua keempat. Sepanjang hidupnya, dia berjuang untuk mempersatukan Irian Barat dengan Indonesia.

Nama Frans Kaisiepo ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia dari Papua berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993. Tepatnya pada 14 September 1993.

Dia juga dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana Kelas dua. Pahlawan asal Papua tersebut, saat ini dicantumkan pada lembaran uang Rp 10.000.

6 dari 8 halaman

5. Idham Chalid

 KH Idham Chalid merupakan tokoh bangsa, tokoh agama, tokoh organisasi besar Islam Nahdlatul Ulama (NU). Dia juga deklarator sekaligus pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Bahkan KH. Idham Chalid merupakan Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama terlama dalam sejarah NU dari periode 1956-1984.

Sejarah mencatat selain berasal dari kaum intelektual, ia juga merupakan sosok sentral dalam pergerakan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kalimantan

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia, pada 1956 sampai 1959. Ia diangkat menjadi pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden No.113/TK/2011.

Kini paras pahlawan Idham Chalid, bisa dijumpai di lembaran uang Rp 5.000.

7 dari 8 halaman

6. Mohammad Husni Thamrin

Memiliki panggilan Mat Seni si pejuang dari tanah Betawi, merupakan seorang politisi di era Hindia Belanda. Ia diberikan gelar pahlawan nasional lewat surat Keputusan Presiden No.175/1960. Saat ini wajahnya dapat kita lihat pada lembar uang dua ribu rupiah. 

Dia dikenal sebagai salah satu tokoh Betawi dari organisasi Kaoem Betawi, yang pertama kali menjadi anggota Volksraad atau dewan rakyat bentukan Hindia Belanda. Ia mewakili kelompok pribumi.

Selain itu, kiprahnya dalam pergerakan nasional, berjuang demi rakyat, kemajuan masyarakat pribumi dan tuntutan agar Indonesia berparlemen dan merdeka menjadikannya orang yang paling dicari kolonial Belanda. 

8 dari 8 halaman

7. Cut Meutia

Cut Nyak Meutia atau Tjut Meutia adalah pahlawan perempuan dari Aceh. Dia menjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964.

Pada 1901 merupakan awal perjuangannya melawan penjajah di daerah Pasai. Pada 24 Oktober 1910, Tjut Meutia gugur saat bentrok dengan Marechausée di Alue Kurieng.

Karena perjuangannya, ia diberikan gelar pahlawan nasional berdasarkan surat Keputusan Presiden No.107/1964. Saat ini parasnya dapat kita lihat di lembaran uang Rp 1.000.