Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) terus memburu sejumlah obligor/debitur pengutang dana BLBI yang sulit terjangkau. Kendati begitu, beberapa konglomerat besar disebut sudah menuntaskan utangnya kepada negara.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memaparkan, ada empat nama obligor/debitur yang telah melunasi utang BLBI kepada negara. Salah satunya konglomerat pentolan Salim Group, Anthony Salim.
Baca Juga
"Banyak diantara mereka yang membayar dan selesai. Misalnya, Anthony Salim langsung membayar lunas, selesai. Bob Hasan, lunas, selesai. Sudwikatmono, lunas, selesai. Ibrahim Risjad, lunas, selesai," ujar Mahfud beberapa waktu lalu, dikutip Rabu (10/11/2021).
Advertisement
Kendati begitu, ia tidak merinci berapa jumlah utang yang dibayarkan keempat obligor dana BLBI tersebut. Selain itu, tidak disebutkan juga secara detil kapan mereka telah melunasi utangnya.
Jika ditelusuri lebih lanjut, keempat nama tersebut merupakan konglomerat besar yang punya kedekatan erat dengan mantan Presiden Soeharto. Utang yang mereka tumpuk pun tampaknya sudah terlunasi sejak lama, sebab tiga diantaranya kini telah tiada.
Berikut profil 4 konglomerat besar yang diklaim telah lunasi utang BLBI:
1. Anthony Salim
Siapa tak kenal dengan taipan kenamaan ini? Anak dari mendiang Sudono Salim (Liem Sioe Liong) ini sempat tercatat sebagai orang terkaya ke-4 di Indonesia pada 2020, dengan total kekayaan USD 5,9 miliar atau sekitar Rp 84,37 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS).
Pentolan Group Salim ini menguasai banyak lini bisnis, salah satunya berasal dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang memproduksi produk sejuta umat, Indomie. Lalu di sektor otomotif melalui PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.
Gurita bisnis miliknya juga merambah sektor agrikultur seperti minyak sawit mentah (CPO), lewat PT Salim Ivomas Pratama Tbk yang dikuasai Salim melalui PT Indofood Agri Resources Ltd.
Anthony Salim juga turut menjamah sektor teknologi, dengan mencatat direct ownership pada PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) dengan jumlah kepemilikan 5,5 juta saham.
Meski begitu, nama Anthony Salim ternyata sudah tidak masuk ke dalam daftar 20 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2021 ini. Entah apa pertimbangannya, tapi yang jelas kekayaannya masih sangat besar.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Bob Hasan
Konglomerat kondang lain yang diklaim sudah membayar utang BLBI yakni Bob Hasan, pebisnis dan juga mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Soeharto. Karib mantan Presiden RI kedua ini banyak menguasai bisnis kehutanan dan perkayuan, hingga dijuluki Raja Hutan.
Selain bisnis kayu, nama Bob Hasan juga mencuat dalam isu-isu bisnis lain. Seperti perburuan saham PT Astra International, PT Indocopper Investama yang menguasai 9,36 persen saham PT Freeport Indonesia, hingga perebutan konsesi emas Busang di Kalimantan Timur.
Bob Hasan sendiri telah berpulang sejak lebih dari 1 tahun lalu, tepatnya pada 31 Maret 2020 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
3. Sudwikatmono
Sosok ketiga ini masih merupakan paman dari obligor BLBI lain, yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Sudwikatmono merupakan sepupu dari Soeharto yang juga seorang pengusaha kelas kakap.
Sudwikatmono telah merintis karir sebagai pengusaha sejak 1957. Berbagai peran penting pun telah diembannya, seperti menjadi Komisaris PT Bogasari Flour Mills, Komisaris PT Indofood Sukses Makmur, hingga Komisaris PT Indika Entertainment.
Dalam kasus BLBI, Sudwikatmono tercatat sebagai pemilik dan pendiri dari PT Bank Surya. Namun, beliau telah berpulang sejak lebih dari 10 tahun lalu, tepatnya pada 11 Januari 2011.
Â
Advertisement
4. Ibrahim Risjad
Ibrahim Risjad merupakan sosok konglomerat yang memulai usahanya sebagai seorang penjahit di tanah kelahirannya, Aceh. Selepas lulus SLTA di Medan pada 1954, ia memulai perjalanan bisnisnya pada sebuah perusahaan swasta.
Karirnya terus menanjak, hingga mencomot posisi direktur CV Waringin pada 1965. Selang 8 tahun, perjalanannya di industri semen berlanjut dengan menjadi direktur PT Indocement do 1973. Hingga akhirnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Madura pada 1986.
Nama Ibrahim Risjad sebagai pengusaha papan atas di Tanah Air menjulang tinggi di masa kepemimpinan Soeharto. Beliau dikenal sebagai salah satu dari anggota The Gang of Four bersama tiga konglomerat lain, yakni Liem Sioe Liong, Sudwikatmono, dan Djuhar Sutanto.
Mendiang telah berpulang sejak 17 Februari 2012 pada usia 77 tahun di Singapura.