Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menyambut Hari Ritel Nasional pada 11 November, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan Microsoft bekerja sama menyelenggarakan rangkaian kegiatan Hari Ritel Nasional 2021 secara hybrid.
Kegiatan tersebut digelar dengan tema “Ritel Tangguh, UMKM Maju, Indonesia Bangkit”.
Termasuk di dalam inisiatif ini antara lain, kerja sama APRINDO dengan Microsoft dalam mengakselerasi transformasi digital peritel dan UMKM melalui perilisan microsite serta buku panduan untuk Ritel dan UMKM Modern Indonesia.
Advertisement
Azure Business Group Lead Microsoft Indonesia Fiki Setiyono menyampaikan, peritel di Indonesia, termasuk UMKM, telah memulai perjalanannya menggunakan digital technology, memanfaatkan platform digital seperti membuat konten multimedia untuk kebutuhan marketing, hingga yang untuk berinteraksi dengan pelanggan mereka secara digital.
"Penting untuk dipahami bahwa digitalisasi ini, selain merupakan sebuah keniscayaan, namun juga merupakan tantangan dan kesempatan yang sifatnya kolektif," kata Fiki, dalam Konferensi Pers Hari Ritel Nasional 2021, Rabu (10/11/2021).
"Kita perlu sama-sama meningkatkan kesadaran bahwa teknologi digital telah menjadi kebutuhan utama, dan tidak harus mahal atau sulit dioperasikan. Business retail harus bisa memilih sesuai kebutuhan dan sesuai tantangan yang mereka hadapi," ujar Fiki.
Ketua Umum APRINDO Roy Nicholas Mandey mencatat bahwa ada 5.000 toko gerai ritel dari wilayah Indonesia paling Barat, yaitu Aceh, sementara di Papua, ada 45.000 toko dengan 600 perusahaan ritel - dari yang ritel jejaring maupun ritel lokal.
Semua ritel tersebut, masing-masing sudah memilki platform bisnis mereka secara online,
"Apa keberlanjutan dari konektivitas dan sinergi ini? yaitu adalah akan bermuara kepada kepuasan konsumen. Di mana konsumen saat ini juga, dengan dua arus yaitu arus globalisasi dan arus digitalisasi, akan merubah perilaku pembelian mereka," imbuh Roy Mandey.
Baca Juga
Kontribusi Ritel Bagi Ekonomi Indonesia
Dalam kegiatan ini, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI Oke Nurwan mengatakan bahwa di Indonesia, konsumsi rumah tangga khususnya di sektor ritel masih menjadi yang tertinggi dengan menyumbang 58,9 persen Produk Domestik Bruto (PDB).
"Para peritel, baik yang berdiri sendiri maupun yang berada di Pusat Perbalanjaan atau Mall memiliki kontribusi penting dalam mendorong pemulihan ekonomi rumah tangga," demikian paparan Oke Nurwan.
Ekonomi digital Indonesia diproyeksi akan tumbuh delapan kali lipat pada tahun 2030. Dengan tingginya jumlah ritel di Indonesia dan besarnya potensi digitalisasi ritel, maka percepatan digitalisasi ritel akan berkontribusi positif terhadap percepatan ekonomi digital Indonesia.
Oke juga membahas tentang bagaimana pandemi COVID-19 telah mengakselerasi pergerseran konsumsi masyarakat yang tadinya melakukan pembelian secara offline, kini kebanyak sudah beralih menjadi online.
"Pemerintah akan sangat mendukung dan mendorong adanya penyesuaian dan transformasi digital, terutama untuk sektor ritel," ujarnya.
Advertisement