Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2021 di atas 5 persen. Sehingga, dia optimis pertumbuhan ekonomi di tahun ini tumbuh positif mencapai 4 persen secara year on year (yoy).
"Nanti kuartal IV InsyaAllah kita optimis pertumbuhan di atas 5 persen. Sehingga, secara yoy pertumbuhan sepanjang 2021 akan mencapai 4 persen," tuturnya saat meresmikan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (11/11).
Baca Juga
Menko Airlangga menerangkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di zona positif itu lantaran kian membaiknya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal ini ditandai dengan turunnya kasus harian Covid-19.
Advertisement
"Saat ini, kasus aktif (Covid-19) harian di bawah 500. Di mana negara lain masih ribuan dan kita ingat Juli lalu mau 7.000," ujarnya.
Selain itu, kepastian mewujudkan pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 4 persen juga dipicu oleh menggeliatnya kinerja industri manufaktur. Hal ini tercermin dari purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia bulan Oktober yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
"PMI Oktober ini tertinggi atau mencapai 57,2. Sehingga kita dengan angka ini optimis secara year on year pertumbuhan 2021 akan mencapai 4 persen," tandasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemerintah Diminta Lakukan Ini agar Target Pertumbuhan Ekonomi 2021 Tercapai
Pemerintah disebut bisa melakukan beberapa hal agar bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 3 persen- 4 persen pada 2021. Salah satunya dengan mendorong konsumsi rumah tangga.
Ini diungkapkan Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) MH Said Abdullah. Dia meminta pemerintah dan otoritas keuangan untuk fokus terhadap beberapa hal dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Sektor riil akan bergerak membaik apabila ada permintaan (demand) dari konsumen. Konsumen terbesar dari PDB kita adalah Rumah Tangga,” kata Said, Rabu (10/11/2021).
Dia mengakui jika sulit mengharapkan kenaikan belanja dari rumah tangga masyarakat bawah. Mereka pun sangat bergantung berbagai program perlindungan sosial dari pemerintah dan gotong royong sosial untuk tidak jatuh ekonominya. Harapan tingkat konsumsi meningkat tentu dari Rumah tangga menengah atas.
“Saya berharap Bank Indonesia mempertahankan Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang digulirkan sejak Maret 2021 tentang Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) atau uang muka dan pembiayaan terhadap kredit properti dan kendaraan bermotor. Melalui kebijakan ini BI melonggarkan LTV dari 90 -100 persen dan uang muka kendaraan bermotor dari 0-10 persen sesuai kategorinya,” ujarnya.
Dari sisi perpajakan, Menteri Keuangan diharapkan juga mempertahankan subsidi Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) 100 persen terhadap kendaraan bermotor hingga akhir tahun 2021 ini.
“Kebijakan ini perlu juga ditopang oleh pemerintah daerah untuk diskon pajak BPHTP untuk properti, sehingga diskon pajak ini makin mengundang tingkat konsumsi terhadap properti makin naik,” ujarnya.
Advertisement