Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah memiliki beberapa langkah demi mendukung keberadaan jumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi. Bahkan Indonesia diperkirakan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital, sampai dengan tahun 2030.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jika pemerintah terus mendukung upaya pengembangan talenta digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy.
Baca Juga
"Ketiga program ini akan membantu pengembangan keterampilan digital dari level basic hingga advance," jelas dia.
Advertisement
Pemanfaatan talenta digital juga akan berfungsi sebagai akselerator bagi wirausaha. Upaya pengembangan keterampilan digital diproyeksikan akan memberikan kontribusi senilai Rp 4.434 triliun kepada PDB di tahun 2030.
Dalam rangka meraih cita-cita Indonesia menjadi negara maju, transformasi perekonomian melalui pengembangan ekonomi berbasis digital dan peningkatan jumlah dan kualitas dari sektor manufaktur yang juga diiringi peningkatan start-up atau perusahaan rintisan menjadi hal yang harus dilakukan.
Langkah pemerintah seperti membuat Program PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) dimana perusahaan rintisan terpilih, akan menerima sejumlah insentif pendanaan dan pembinaan.
Pemerintah juga memiliki beberapa Science Techno Park (STP) potensial yang tersebar di sejumlah daerah dan disediakan pula inkubasi bisnis rintisan di berbagai STP tersebut agar inovasi yang dihasilkan dapat dikomersialisasikan menjadi produk massal.
Para pendiri start-up merupakan pahlawan masa kini, karena dapat membantu Indonesia untuk memaksimalkan potensi bonus demografi yang akan dialami dalam 10 hingga 20 tahun ke depan melalui penciptaan lapangan kerja baru bagi Generasi Y atau Generasi Milenial dan Generasi Z.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mendorong para pelaku startup terus mengembangkan diri, hingga berstatus unicorn.
Pahlawan Masa Kini
Bangsa Indonesia dikatakan membutuhkan pahlawan masa kini yang berasal dari generasi muda terutama untuk bertransformasi di era industri 4.0.
"Jadi bukan lagi berperang secara fisik tetapi dengan mengedepankan ide, karakter/kepribadian yang kuat, kritis serta positif, dan inovatif di dalam dunia baru yaitu dunia digital, artificial intelligence, crypto, cloud, dan inovasi berbasis teknologi lainnya,” ujar dia.
Generasi muda harus siap dengan perubahan menjadi lebih modern, dari manual menuju instan dengan bantuan peralatan canggih serta teknologi cyber dan otomasi yang dapat mempermudah kehidupan masyarakat dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas suatu lingkungan kerja yang sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha/industri.
Dengan demikian generasi muda diharapkan dapat meningkatkan kemahiran digital dengan menjadi talenta-talenta digital yang sangat dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri, serta mampu memanfaatkan talenta digitalnya dan berperan sebagai job creator.
Advertisement